HTI bantah tudingan tidak berperan positif
9 Mei 2017 12:31 WIB
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad I Yusanto, memberikan keterangan pers terkait pembubaran ormas HTI di kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta, Senin (8/5/2017). Pemerintah membubarkan organisasi kemasyarakatan berbasis agama HTI dalam rangka merawat dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta (ANTARA News) - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membantah tudingan yang menyatakan sebagai ormas yang tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan.
"Melalui kegiatan dakwah HTI telah memberikan kontribusi penting bagi pembangunan SDM negeri ini yang bertakwa dan berkarakter mulia," kata juru bicara HTI, Muhammad I Yusanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Selain itu, HTI juga terlibat dalam usaha mengkritisi berbagai peraturan perundangan liberal yang dinilai akan merugikan bangsa dan negara seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal juga UU Sisdiknas dan lainnya.
"Kita tahu bahwa kita punya masalah besar di dunia pendidikan mulai dari tawuran, narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas di kalangan remaja. Ini menunjukkan bahwa proses pendidikan yang ada ternyata belum sepenuhnya mampu secara tuntas. Di sinilah dunia pendidikan itu memerlukan uluran tangan dari masyarakat disini HTI berkontribusi melalui dakwah," katanya.
HTI juga turut melakukan sosialisasi antinarkoba, menentang gerakan separatisme dan upaya disintegrasi. HTI juga terlibat dalam usaha membantu korban bencana alam di berbagai tempat seperti tsunami Aceh, gempa Yogyakarta pada 2006 dan lainnya.
"Karena itu tudingan bahwa HTI tidak memiliki peran positif tidaklah benar," tambah Ismail.
Karena itu HTI meminta pemerintah menghentikan rencana pembubaran organisasi tersebut yang disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, dalam konferensi pers pada Senin (8/5).
Dalam pernyataan pers Wiranto, kemarin, HTI antara lain dinyatakan sebagai ormas yang tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional dan aktivitas yang dilakukan nyata-nyata telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.
"Kegiatan yang dilaksanakan HTI juga terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, azaz, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17/2013 tentang Ormas.
Baca juga: (Pemerintah setuju bubarkan HTI)
Baca juga: (Deretan protes keras yang pernah dilakukan HTI)
"Melalui kegiatan dakwah HTI telah memberikan kontribusi penting bagi pembangunan SDM negeri ini yang bertakwa dan berkarakter mulia," kata juru bicara HTI, Muhammad I Yusanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Selain itu, HTI juga terlibat dalam usaha mengkritisi berbagai peraturan perundangan liberal yang dinilai akan merugikan bangsa dan negara seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal juga UU Sisdiknas dan lainnya.
"Kita tahu bahwa kita punya masalah besar di dunia pendidikan mulai dari tawuran, narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas di kalangan remaja. Ini menunjukkan bahwa proses pendidikan yang ada ternyata belum sepenuhnya mampu secara tuntas. Di sinilah dunia pendidikan itu memerlukan uluran tangan dari masyarakat disini HTI berkontribusi melalui dakwah," katanya.
HTI juga turut melakukan sosialisasi antinarkoba, menentang gerakan separatisme dan upaya disintegrasi. HTI juga terlibat dalam usaha membantu korban bencana alam di berbagai tempat seperti tsunami Aceh, gempa Yogyakarta pada 2006 dan lainnya.
"Karena itu tudingan bahwa HTI tidak memiliki peran positif tidaklah benar," tambah Ismail.
Karena itu HTI meminta pemerintah menghentikan rencana pembubaran organisasi tersebut yang disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, dalam konferensi pers pada Senin (8/5).
Dalam pernyataan pers Wiranto, kemarin, HTI antara lain dinyatakan sebagai ormas yang tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional dan aktivitas yang dilakukan nyata-nyata telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.
"Kegiatan yang dilaksanakan HTI juga terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, azaz, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17/2013 tentang Ormas.
Baca juga: (Pemerintah setuju bubarkan HTI)
Baca juga: (Deretan protes keras yang pernah dilakukan HTI)
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: