Indonesia gelar konferensi menteri IORA untuk realisasikan ekonomi biru
8 Mei 2017 13:28 WIB
Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno menggunakan telepon genggam sebelum memberi keterangan pers tentang kabar terbaru kerusakan terumbu karang Raja Ampat, Kemenko Maritim, Jakarta, Senin (20/3/2017). Tim pemerintah Indonesia dan pihak asuransi kapal P&I Club sepakat mengenai luas wilayah survei kerusakan terumbu karang di Raja Ampat, Papua Barat, yang disebabkan kandasnya kapal pesiar MV Caledonian Sky pada 4 Maret 2017 yaitu sebesar 22.060 meter persegi. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menggelar konferensi Asosiasi Lingkar Samudera Hindia atau The 2nd IORA Blue Economy Ministerial Conference (BEC II) di Jakarta pada 8-10 Mei 2017 untuk membahas tentang pelaksanaan konsep ekonomi biru.
Pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota IORA dan Mitra Dialog IORA ini merupakan tindak lanjut dari IORA Summit yang dilaksanakan di Jakarta pada awal Maret lalu.
"Kita tidak ingin pertemuan ini hanya berakhir pada exchanging views on blue economy (bertukar pandangan soal ekonomi biru) tapi sudah pada tahap apa yang bisa kita kerjakan bersama dengan menggunakan konsep ini," kata Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, Havas mengatakan, pertemuan akan dilakukan dalam tiga sesi, yakni kelompok kerja atau working session, sidang pejabat tinggi atau senior official meeting dan pertemuan tingkat menteri "ministerial meeting".
Ada lima isu yang akan didiskusikan dalam kegiatan tersebut, diantaranya perikanan dan budidaya perikanan, kerja sama antarpelabuhan, kerja sama kepabeanan, pariwisata kelautan dan sampah plastik laut.
Havas menuturkan tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memperkuat pengaruh diplomasi Indonesia di negara-negara kawasan Samudera Hindia.
"Samudera Hindia membentang dari Afrika, Asia hingga Eropa, potensi ekonominya besar, namun belum ada organisasi yang mampu mengelola potensi ini dengan cukup baik," ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, masih ketimpangan ekonomi di antara negara anggota karena pertumbuhan ekonomi rendah dan konflik.
"Dengan pengaruhnya, Indonesia bisa berperan lebih besar untuk membantu mewujudkan kestabilan politik dan keamanan melalui berbagai bentuk kerja sama," pungkasnya.
Forum BEC II dijadwalkan akan dibuka pada hari Rabu (10/5) oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan dihadiri oleh Sekjen IORA K.V. Bhagirath, Dirjen Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Kementerian Luar Negeri, Dubes Rachmat Budiman, serta menteri-menteri dari negara-negara anggota IORA dan mitra wicara IORA di Jakarta.
IORA atau Asosiasi Lingkar Samudera Hindia adalah organisasi internasional yang terdiri atas negara-negara di kawasan Samudera Hindia dan didirikan pada tahun 1997.
Ada 21 negara anggota IORA, yakni Australia, Comorros, Indonesia, Somalia, Kenya, Malaysia, Mozambique, Singapura, Srilanka, Thailand, Yaman, Bangladesh, India, Seychelles, Iran, Madagaskar, Mauritius, Oman, Afrika Selatan, Tanzania, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan Mitra Wicara IORA antara lain China, Prancis, Jepang, Amerika Serikat, Mesir, Jerman, Inggris.
Baca juga: (Kemendag diyakini mampu sasar pasar baru IORA)
Baca juga: (Kemendag diyakini capai target ekspor makanan IORA)
Pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota IORA dan Mitra Dialog IORA ini merupakan tindak lanjut dari IORA Summit yang dilaksanakan di Jakarta pada awal Maret lalu.
"Kita tidak ingin pertemuan ini hanya berakhir pada exchanging views on blue economy (bertukar pandangan soal ekonomi biru) tapi sudah pada tahap apa yang bisa kita kerjakan bersama dengan menggunakan konsep ini," kata Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, Havas mengatakan, pertemuan akan dilakukan dalam tiga sesi, yakni kelompok kerja atau working session, sidang pejabat tinggi atau senior official meeting dan pertemuan tingkat menteri "ministerial meeting".
Ada lima isu yang akan didiskusikan dalam kegiatan tersebut, diantaranya perikanan dan budidaya perikanan, kerja sama antarpelabuhan, kerja sama kepabeanan, pariwisata kelautan dan sampah plastik laut.
Havas menuturkan tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memperkuat pengaruh diplomasi Indonesia di negara-negara kawasan Samudera Hindia.
"Samudera Hindia membentang dari Afrika, Asia hingga Eropa, potensi ekonominya besar, namun belum ada organisasi yang mampu mengelola potensi ini dengan cukup baik," ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, masih ketimpangan ekonomi di antara negara anggota karena pertumbuhan ekonomi rendah dan konflik.
"Dengan pengaruhnya, Indonesia bisa berperan lebih besar untuk membantu mewujudkan kestabilan politik dan keamanan melalui berbagai bentuk kerja sama," pungkasnya.
Forum BEC II dijadwalkan akan dibuka pada hari Rabu (10/5) oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan dihadiri oleh Sekjen IORA K.V. Bhagirath, Dirjen Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Kementerian Luar Negeri, Dubes Rachmat Budiman, serta menteri-menteri dari negara-negara anggota IORA dan mitra wicara IORA di Jakarta.
IORA atau Asosiasi Lingkar Samudera Hindia adalah organisasi internasional yang terdiri atas negara-negara di kawasan Samudera Hindia dan didirikan pada tahun 1997.
Ada 21 negara anggota IORA, yakni Australia, Comorros, Indonesia, Somalia, Kenya, Malaysia, Mozambique, Singapura, Srilanka, Thailand, Yaman, Bangladesh, India, Seychelles, Iran, Madagaskar, Mauritius, Oman, Afrika Selatan, Tanzania, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan Mitra Wicara IORA antara lain China, Prancis, Jepang, Amerika Serikat, Mesir, Jerman, Inggris.
Baca juga: (Kemendag diyakini mampu sasar pasar baru IORA)
Baca juga: (Kemendag diyakini capai target ekspor makanan IORA)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: