Mesir kembali buka perbatasan dengan Gaza
7 Mei 2017 10:03 WIB
Dua anak Palestina melihat melalui jendela bus saat menunggu untuk menyeberang ke Mesir di perbatasan Rafah antara Mesir dan selatan Jalur Gaza, Selasa (23/6/15). Mesir membuka perbatasan Rafah Selasa kemarin selama tiga hari untuk mengijinkan warga Palestina masuk dan keluar Jalur Gaza. Gaza merupakan wilayah kantong pesisir yang berada dalam blokade Israel, dan Mesir menutup perbatasan Rafah sejak Presiden Mohamed Moursi digulingkan oleh militer pada 2013. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Rafah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Mesir membuka kembali daerah perlintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza selama tiga hari mulai Sabtu (6/7) agar ratusan warga Palestina yang terlantar bisa pulang ke rumah mereka, kata beberapa pejabat.
Langkah tersebut, yang digambarkan pejabat perbatasan Palestina sebagai gestur "kemanusiaan", akan memungkinkan warga Palestina yang terlantar di Mesir dan tempat lainnya, termasuk pelajar dan orang sakit, kembali ke Gaza.
"Pihak berwenang Mesir membuka kembali perbatasan Rafah selama tiga hari saja, dari Sabtu hingga Senin, dan hanya satu arah untuk mengizinkan mereka yang terlantar di Mesir kembali ke rumah", demikian pernyataan otoritas Mesir yang dikutip kantor berita AFP.
Jalur Gaza telah diblokade Israel selama satu dekade. Milisi Palestina di Gaza bertempur dalam tiga perang dengan Israel sejak 2008.
Perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu gerbang Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel, tetapi sebagian besar ditutup dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan antara Mesir dan para pemimpin Hamas di Gaza.
Hubungan keduanya memburuk setelah panglima militer Mesir saat itu, sekarang Presiden Abdel Fattah al Sisi, menggulingkan pendahulunya Mohamed Moursi pada 2013.
Hubungan mereka membaik tahun ini, dan Mesir sempat membuka perlintasan batas Rafah untuk kasus-kasus kemanusiaan pada Februari, dan kemudian Maret.
Otoritas perbatasan Gaza mengatakan pada Sabtu bahwa "lebih dari 20.000 warga Palestina, yang dianggap sebagai kasus kemanusiaan, terjebak di Gaza dan sangat butuh pergi ke luar negeri" untuk mendapat perawatan.(hs)
Langkah tersebut, yang digambarkan pejabat perbatasan Palestina sebagai gestur "kemanusiaan", akan memungkinkan warga Palestina yang terlantar di Mesir dan tempat lainnya, termasuk pelajar dan orang sakit, kembali ke Gaza.
"Pihak berwenang Mesir membuka kembali perbatasan Rafah selama tiga hari saja, dari Sabtu hingga Senin, dan hanya satu arah untuk mengizinkan mereka yang terlantar di Mesir kembali ke rumah", demikian pernyataan otoritas Mesir yang dikutip kantor berita AFP.
Jalur Gaza telah diblokade Israel selama satu dekade. Milisi Palestina di Gaza bertempur dalam tiga perang dengan Israel sejak 2008.
Perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu gerbang Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel, tetapi sebagian besar ditutup dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan antara Mesir dan para pemimpin Hamas di Gaza.
Hubungan keduanya memburuk setelah panglima militer Mesir saat itu, sekarang Presiden Abdel Fattah al Sisi, menggulingkan pendahulunya Mohamed Moursi pada 2013.
Hubungan mereka membaik tahun ini, dan Mesir sempat membuka perlintasan batas Rafah untuk kasus-kasus kemanusiaan pada Februari, dan kemudian Maret.
Otoritas perbatasan Gaza mengatakan pada Sabtu bahwa "lebih dari 20.000 warga Palestina, yang dianggap sebagai kasus kemanusiaan, terjebak di Gaza dan sangat butuh pergi ke luar negeri" untuk mendapat perawatan.(hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: