1.256 personel jaga Waisak di Borobudur
6 Mei 2017 16:36 WIB
Dokumentasi sejumlah umat Buddha bersama biksu melakukan ritual suci Pradaksina, berupa berjalan mengelilingi Candi Borobudur, sebagai rangkaian dari perayaan Tri Suci Waisak 2560 BE/2016 di Komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/5/2016). Pradaksina menjadi penutup rangkaian yang mengusung tema Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Darma yang diwujudkan dalam Dharmasanti. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sebanyak 1.256 personel telah disiapkan untuk menjaga rangkaian perayaan Waisak 2017 yang dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kepala Polda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono, di kompleks Candi Borobudur, Sabtu, menyatakan, penjagaan itu tidak hanya di Candi Borobudur, namun juga Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Dia sebut, di Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, di kawasan Gunung Sindoro, sebagai tempat prosesi pengambilan air suci Waisak oleh umat dan para biksu.
Selain itu, di sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, tempat pengambilan api Dharma Waisak, dan pelaksanaan tradisi Pindapata di sekitar Kelenteng Liong Hok Bio, di Jalan Pemuda, Magelang.
"Mudah-mudahakn semua rangkaian Waisak ini berjalan aman," katanya.
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Siti Hartati Murdaya, mengatakan, Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa suci, yakni kelahiran Sidharta Gautama di Taman Lumbini, pada 623 SM.
Inilah hari pencapaian penerangan sempurna Pangeran Sidharta di bawah pohon bodi pada usia 35 tahun, dan wafat Sang Buddha Gautama di bawah pohon Sala Kembar pada usia 80 tahun.
"Walubi mengajak umat Buddha untuk terus berjuang melawan keserakahan dengan cara menggalakkan berbagai kegiatan amal kebajikan, mengikat diri menolong sesama," katanya
Kepala Polda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono, di kompleks Candi Borobudur, Sabtu, menyatakan, penjagaan itu tidak hanya di Candi Borobudur, namun juga Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Dia sebut, di Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, di kawasan Gunung Sindoro, sebagai tempat prosesi pengambilan air suci Waisak oleh umat dan para biksu.
Selain itu, di sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, tempat pengambilan api Dharma Waisak, dan pelaksanaan tradisi Pindapata di sekitar Kelenteng Liong Hok Bio, di Jalan Pemuda, Magelang.
"Mudah-mudahakn semua rangkaian Waisak ini berjalan aman," katanya.
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Siti Hartati Murdaya, mengatakan, Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa suci, yakni kelahiran Sidharta Gautama di Taman Lumbini, pada 623 SM.
Inilah hari pencapaian penerangan sempurna Pangeran Sidharta di bawah pohon bodi pada usia 35 tahun, dan wafat Sang Buddha Gautama di bawah pohon Sala Kembar pada usia 80 tahun.
"Walubi mengajak umat Buddha untuk terus berjuang melawan keserakahan dengan cara menggalakkan berbagai kegiatan amal kebajikan, mengikat diri menolong sesama," katanya
Pewarta: Hari Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: