Gubernur Bank Indonesia dalam pertemuan ASEAN+3 di Yokohama, Jepang, Jumat, mengatakan ASEAN+3 akan melanjutkan kerja sama keuangan di kawasan untuk menghadapi berbagai risiko ekonomi global, sekaligus memperkuat sistem perdagangan dan investasi.
"Negara-negara ASEAN+3 juga terus mewaspadai risiko ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, baik akibat adanya kecenderungan proteksionisme, risiko geopolitik, maupun perubahan stance kebijakan moneter terutama di negara maju," kata Agus melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta.
Agus mengatakan ASEAN+3 juga menekankan untuk pemanfaatan semua perangkat kebijakan, baik moneter, fiskal, dan struktural, untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, seimbang, inklusif, serta untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan keuangan.
Baca juga: (BI perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen tahun ini)
Pertemuan itu turut dihadiri oleh lembaga ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Bank Pembangunan Asia/Asian Development Bank (ADB), dan Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund (IMF) sebagai mitra ASEAN+3. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan agar terjadi pertukaran pandangan mengenai kondisi terkini terkait ekonomi global dan kawasan.
Selain itu, kata Agus, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN+3 juga sepakat untuk memperkuat komitmen "Chiang Mai Initiative Multilateralisation" (CMIM) sebagai bagian penting dari jaring pengaman keuangan kawasan. ASEAN+3 akan meningkatkan kesiapan operasional CMIM, dengan penguatan jaring bilateral "swap" di kawasan ASEAN+3.
"Kerja sama keuangan kawasan terus diperkuat untuk mencapai kawasan ASEAN+3 yang semakin resilien dan terintegrasi," ujar dia.
Baca juga: (BI: rupiah bergerak stabil pada triwulan I-2017)
Baca juga: (Bank Indonesia waspadai perkembangan geopolitik terkini)