Washington (ANTARA News) - Donald Trump pada Kamis (4/5) mengumumkan rencana lawatan luar negeri pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat, yang akan meliputi persinggahan di Arab Saudi, Israel dan Vatikan -- pusat spiritual Islam, Yahudi dan Katolik.

Trump akan menambahkan tiga tempat kunjungan itu ke rencana lawatannya ke NATO dan KTT G7 di Brussel serta Sisilia akhir bulan ini.

"Kunjungan luar negeri pertama saya sebagai presiden Amerika Serikat adalah ke Arab Saudi, lalu Israel dan kemudian ke sebuah tempat yang sangat disukai kardinal-kardinal saya, Roma," kata Trump di Rose Garden saat mengumumkan rencana lawatannya.

Para ajudannya menggambarkan keputusan untuk mengunjungi Arab Saudi terlebih dahulu sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Muslim.

Di sana, Trump akan menemui para pemimpin di Teluk Arab dan Timur Tengah dengan harapan bisa mengekang kelompok teror dan pertumbuhan pengaruh regional Iran.

"Arab Saudi adalah penjaga dua tempat paling suci umat Islam," kata Trump, yang sering dituduh memicu Islamophobia.

Trump mengatakan di Arab Saudi dia akan "mulai membangun fondasi baru kerja sama dan dukungan dengan sekutu-sekutu Muslim kita untuk memerangi ekstremisme, terorisme, dan kekerasan dan untuk merangkul masa depan yang lebih adil dan berpengharapan bagi kaum muda Muslim di negara-negara mereka."

Tujuannya, menurut seorang pejabat pemerintahan senior, adalah untuk membalikkan kecenderungan "perceraian Amerika dari dunia dan beberapa masalah terbesarnya."

Selama masa jabatan Presiden Barack Obama, hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Teluk, dan khususnya Arab Saudi, menegang karena ketelibatan pemerintahannya dengan Iran.

Pemerintahan Trump -- yang meliputi para jenderal yang mengalami kepahitan personal dengan milisi dukungan Iran di Irak dan Lebanon -- berikrar menekan pengaruh Iran di seluruh kawasan. (mu)


Baca juga: (Presiden Trump akan lakukan lawatan pertama ke luar negeri)