Den Haag (ANTARA News) – Kepolisian Eropa menyelidiki dugaan kelompok ISIS dan ekstremis lain membuat jaringan sosial untuk menyebarkan propaganda, mencari dana dan menghindari operasi keamanan, menurut keterangan seorang pejabat terkait, Rabu (03/05).

“Kami menyelidiki dugaan ISIS dan kelompok teroris lain membuat jejaring sosial,” ujar Jan Op Gen Oorth, pejabat komunikasi kepolisian Eropa Europol, sebut AFP.

“Kami masih berusaha mengidentifikasi rincian lengkap kemungkinan tersebut, termasuk siapa yang membuat jejaring sosial tersebut dan untuk tujuan apa,” ujar Oorth, tetapi ia menambahkan bahwa ada kemungkinan keterkaitan dengan ISIS dan ekstremis lain.

Penyelidikan dilakukan setelah Europol berhasil membongkar kelompok radikal online pekan lalu dalam operasi selama dua hari.

Bekerja sama dengan kepolisian Belgia, Yunani, Polandia, Portugal dan Amerika Serikat, Europol memeriksa lebih dari 2.000 konten online yang dianggap berbahaya dan ilegal pada Selasa dan Rabu pekan lalu dan meminta penyedia layanan online untuk menghapusnya.

Europol mengatakan konten tersebut mencakup video propaganda dan publikasi yang mendukung terorisme dan ekstremisme.