Kapolri dukung pembubaran ormas pemecah bangsa
3 Mei 2017 22:05 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (dua kiri) Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kanan), dan Sekretaris Umum PSNU Pagar Nusa Mohammad Nabil Haroen (kiri) dalam kongres PSNU Pagar Nusa di Jakarta, Rabu (3/5/2017). (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mendukung pembubaran organisasi kemasyarakatan maupun kelompok yang tidak sesuai dengan prinsip nasionalisme dan yang berusaha memecah belah bangsa Indonesia.
"Kelompok apa pun yang bertujuan memecah belah bangsa, tidak diperbolehkan," kata Kapolri dalam pembukaan Kongres III Pencak Silat NU Pagar Nusa di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu.
Menurut Kapolri, selama ini ada tiga kekuatan utama penyangga keutuhan bangsa Indonesia, yakni TNI/Polri, kelompok nasionalis, dan Islam moderat.
"Pagar Nusa sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama merupakan mitra strategis pemerintah untuk mengawal NKRI," kata Kapolri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj tantangan dan masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia kini semakin kompleks.
"Ini harus dicari solusinya secara bersama," kata Said Aqil saat memberikan sambutan pada acara yang dihadiri sejumlah pemimpin partai politik, anggota DPR, dan ribuan kader Pagar Nusa itu.
Ia juga mengingatkan pentingnya bangsa Indonesia menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kesadaran untuk bersatu dalam perbedaan.
"Tidak boleh mencaci perbedaan warna kulit, budaya, bahasa, tradisi, dan perbedaan agama," kata Said Aqil.
Ia berharap Pagar Nusa mampu menjadi tonggak utama untuk menjaga kedamaian di negeri ini, sebagai pagar kiai, pagar pesantren, serta pagar Indonesia.
Kongres III PSNU Pagar Nusa diselenggarakan pada 3-5 Mei 2017. Sekretaris Umum PSNU Pagar Nusa Mohammad Nabil Haroen mengatakan kongres ini menjadi momentum silaturahim dan konsolidasi kepemimpinan para kader serta pendekar khos Pagar Nusa.
"Kelompok apa pun yang bertujuan memecah belah bangsa, tidak diperbolehkan," kata Kapolri dalam pembukaan Kongres III Pencak Silat NU Pagar Nusa di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu.
Menurut Kapolri, selama ini ada tiga kekuatan utama penyangga keutuhan bangsa Indonesia, yakni TNI/Polri, kelompok nasionalis, dan Islam moderat.
"Pagar Nusa sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama merupakan mitra strategis pemerintah untuk mengawal NKRI," kata Kapolri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj tantangan dan masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia kini semakin kompleks.
"Ini harus dicari solusinya secara bersama," kata Said Aqil saat memberikan sambutan pada acara yang dihadiri sejumlah pemimpin partai politik, anggota DPR, dan ribuan kader Pagar Nusa itu.
Ia juga mengingatkan pentingnya bangsa Indonesia menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kesadaran untuk bersatu dalam perbedaan.
"Tidak boleh mencaci perbedaan warna kulit, budaya, bahasa, tradisi, dan perbedaan agama," kata Said Aqil.
Ia berharap Pagar Nusa mampu menjadi tonggak utama untuk menjaga kedamaian di negeri ini, sebagai pagar kiai, pagar pesantren, serta pagar Indonesia.
Kongres III PSNU Pagar Nusa diselenggarakan pada 3-5 Mei 2017. Sekretaris Umum PSNU Pagar Nusa Mohammad Nabil Haroen mengatakan kongres ini menjadi momentum silaturahim dan konsolidasi kepemimpinan para kader serta pendekar khos Pagar Nusa.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: