"Silicon Valley" di Batam sangat dimungkinkan
2 Mei 2017 18:45 WIB
Presiden Joko Widodo Kunjungi Facebook Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan pendiri Facebook Mark Zuckerberg (kanan) saat berkunjung ke kantor pusat Facebook di Silicon Valley, San Fransisco, Amerika Serikat, Rabu (17/2) waktu setempat. Dalam kunjungan tersebut, presiden berharap Facebook dapat bekerja sama dalam upaya Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. (ANTARA FOTO/Setpres-Laily)
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sammy Abrijani Pangarepan mengatakan pembangunan Nongsa Digital Park untuk mewujudkan Silicon Valley di AS di Batam sangatlah dimungkinkan untuk mewujudkan ekonomi digital.
"Pembangunan Nongsa Digital Park sejalan dengan program kami untuk mewujudkan Indonesia: The Digital Energy of Asia sehingga patut untuk diberikan dukungan," kata Sammy di Jakarta, Selasa.
Sammy mengatakan pemerintah siap untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Nongsa Digital Park termasuk dengan mengundang investasi asing sepanjang tetap berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Seperti rencana investasi asing untuk membangun infrastruktur pusat data, cukup berkoordinasi dengan BKPM untuk memastikan merupakan sektor terbuka, pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah masuknya investasi asing termasuk soal perizinan, jelas Sammy.
Sammy berharap Nongsa Digital Park dapat menjadi wadah berkumpulnya startup yang banyak bergerak dibidang digital ekonomi di seluruh Indonesia, bahkan harus bisa dibentuk inkubator agar mereka mampu berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.
"Hadirnya startup di Nongsa Digital Park juga akan mempermudah untuk menggandeng pemilik modal. Mereka tidak perlu mencari-cari ke berbagai wilayah Indonesia namun cukup ke Batam," jelas Sammy.
Sammy mengatakan dengan hadirnya startup di Nongsa Digital Park tentunya akan membutuhkan lebih banyak SDM yang menguasai Teknologi Infomrasi (TI), hal inilah yang harus dipikirkan apakah bisa mengandalkan SDM setempat atau mendatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Harus diakui SDM TI saat ini masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk membuka pengembangan SDM TI di wilayah lain di Indonesia," ujar Sammy.
Sammy mengatakan nilai transaksi digital ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 130 miliar dolar AS, untuk peningkatan selanjutnya seluruh komponen masyarakat seharusnya terlibat untuk pengembangan startup di Indonesia dengan didukung SDM TI berkualitas.
Pemerintah, menurut Sammy, dapat memberikan kebijakan khusus agar startup dapat berkumpul di Nogsa Digital Park salah satunya mendorong pengelola menyediakan infrastruktur pusat data dan cloud yang murah, kemudahan mendapatkan pendanaan, ketersediaan SDM, serta pasokan listrik 24 jam nostop.
Sammy mengatakan, pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran untuk menumbuhkan startup karena semakin banyak maka transaksi ekonomi digital juga semakin meningkat.
"Kami punya program mewujudkan 1.000 startup di Indonesia dengan tujuan menjaring anak muda yang memiliki ide brilian dan kreatif, kami berikan bantuan berupa pelatihan, workshop, sampai mengeksekusi program, serta menyiapkan inkubator untuk menggandeng pemilik modal," ujar Sammy.
Hal ini dapat diwujudkan di Nogsa Digital Park, serta diharapkan tidak hanya di Batam tetapi juga daerah lain di Indonesia seperti Bandung, Malang, Yogya, Bali juga dapat membangun semacam Silicon Valley karena memang Indonesia membutuhkan lebih banyak pelaku ekonomi digital, jelas Sammy.
"Pembangunan Nongsa Digital Park sejalan dengan program kami untuk mewujudkan Indonesia: The Digital Energy of Asia sehingga patut untuk diberikan dukungan," kata Sammy di Jakarta, Selasa.
Sammy mengatakan pemerintah siap untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Nongsa Digital Park termasuk dengan mengundang investasi asing sepanjang tetap berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Seperti rencana investasi asing untuk membangun infrastruktur pusat data, cukup berkoordinasi dengan BKPM untuk memastikan merupakan sektor terbuka, pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah masuknya investasi asing termasuk soal perizinan, jelas Sammy.
Sammy berharap Nongsa Digital Park dapat menjadi wadah berkumpulnya startup yang banyak bergerak dibidang digital ekonomi di seluruh Indonesia, bahkan harus bisa dibentuk inkubator agar mereka mampu berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.
"Hadirnya startup di Nongsa Digital Park juga akan mempermudah untuk menggandeng pemilik modal. Mereka tidak perlu mencari-cari ke berbagai wilayah Indonesia namun cukup ke Batam," jelas Sammy.
Sammy mengatakan dengan hadirnya startup di Nongsa Digital Park tentunya akan membutuhkan lebih banyak SDM yang menguasai Teknologi Infomrasi (TI), hal inilah yang harus dipikirkan apakah bisa mengandalkan SDM setempat atau mendatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Harus diakui SDM TI saat ini masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk membuka pengembangan SDM TI di wilayah lain di Indonesia," ujar Sammy.
Sammy mengatakan nilai transaksi digital ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 130 miliar dolar AS, untuk peningkatan selanjutnya seluruh komponen masyarakat seharusnya terlibat untuk pengembangan startup di Indonesia dengan didukung SDM TI berkualitas.
Pemerintah, menurut Sammy, dapat memberikan kebijakan khusus agar startup dapat berkumpul di Nogsa Digital Park salah satunya mendorong pengelola menyediakan infrastruktur pusat data dan cloud yang murah, kemudahan mendapatkan pendanaan, ketersediaan SDM, serta pasokan listrik 24 jam nostop.
Sammy mengatakan, pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran untuk menumbuhkan startup karena semakin banyak maka transaksi ekonomi digital juga semakin meningkat.
"Kami punya program mewujudkan 1.000 startup di Indonesia dengan tujuan menjaring anak muda yang memiliki ide brilian dan kreatif, kami berikan bantuan berupa pelatihan, workshop, sampai mengeksekusi program, serta menyiapkan inkubator untuk menggandeng pemilik modal," ujar Sammy.
Hal ini dapat diwujudkan di Nogsa Digital Park, serta diharapkan tidak hanya di Batam tetapi juga daerah lain di Indonesia seperti Bandung, Malang, Yogya, Bali juga dapat membangun semacam Silicon Valley karena memang Indonesia membutuhkan lebih banyak pelaku ekonomi digital, jelas Sammy.
Pewarta: Ganet Dirgantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: