Jakarta (ANTARA News) - Insan pers Indonesia konsisten memerangi berita bohong atau hoax yang dilakukan oknum tidak bertanggungjawab karena meresahkan masyarakat.

Ketua Dewan Pers Indonesia Yosep Adi Prasetyo di Jakarta, Selasa, mengatakan kampanye melawan berita bohong di Indonesia bukan hanya dilakukan wartawan atau penggiat media tetapi ikut serta masyarakat peduli kepentingan informasi publik.

"Berita bohong menerpa siapa saja. Tidak pilih pejabat birokrasi, politisi, kalangan profesional dan ibu rumah tangga sehingga harus diperangi karena meresahkan," kata Yosep.

Berita bohong atau hoax tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara Eropa, seperti Amerika Aserikat, Jerman dan Rusia.

Dewan Pers berharap media resmi melalui para wartawan tidak mengakomodir berita bohong yang tersedia di media sosial sebagai bahan pemberitaan karena tidak dijamin kebenarannya.

Sekretaris Dewan Kehormatan Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Wina Armada mengatakan di era konfergensi media membuka ruang seluas-luasnya bagi setiap orang untuk menyebarkan informasi.

"Sekarang terjadi pergeseran nilai-nilai sosial. Sudah ada yang berani mengatakan presiden salah, menyoroti gubernur dan bupati," kata Wina.

Suatu peristiwa terdistribusi dengan cepat kepada masyarakat luas tanpa membedakan sumber informasi dari pers atau bukan.


Baca juga: (Pakar: verifikasi media efektif perangi berita hoax)

Baca juga: (Dewan Pers : bedakan pers dengan media sosial)