Magelang tanggap darurat bencana
30 April 2017 11:59 WIB
Ilustrasi--Warga menyingkirkan tumpukan material tanah dan batang pohon yang menutup jalan di lokasi tanah longsor di perbukitan Menoreh Desa Kalirejo, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/11/2016). (ANTARA/Anis Efizudin)
Magelang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan wilayahnya dalam keadaan tanggap darurat bencana setelah banjir bandang melanda Desa Sambungrejo di Grabag dan tanah longsor terjadi di beberapa kecamatannya pada Sabtu (29/4).
Bupati Magelang Zaenal Arifin menyatakan status tanggap darurat bencana berlaku 29 April hingga 4 Mei 2017.
"Status tanggap darurat bencana ini buan hanya untuk Grabag tetapi seluruh Kabupaten Magelang, karena selain banjir bandang, kemarin juga terjadi beberapa titik longsor di beberapa kecamatan yang lain," katanya di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan bencana di Grabag dampaknya paling besar karena merenggut korban jiwa, sementara tanah longsor di beberapa kecamatan tidak menimbulkan korban jiwa.
Banjir bandang di Grabag mengakibatkan lima korban meninggal dunia dan tujuh orang hilang.
Zaenal menuturan banjir bandang Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB menerjang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono.
Selain menimbulkan korban jiwa dan hilang, banjir bandang juga mengakibatkan tiga korban luka berat dan berdampak pada 50 rumah.
Pemerintah Kabupaten Magelang sudah membangun dapur umum untuk membantu korban bencana dan saat ini tim gabungan masih fokus mencari korban hilang.
"Kami masih melakukan pendataan para korban yang mengungsi. Kebanyakan mereka mengungsi di tempat saudara mereka dan tetangga," katanya.
Ia menambahkan penanganan dampak bencana melibatkan TNI, Polri, serta BPBD Temanggung, Boyolali, Klaten, Purworejo, dan para relawan.
Dandim 0705/Magelang Letkol Inf. Hendra Purwanasari mengatakan telah menerjunkan sekitar 300-400 personel untuk membantu pencarian korban.
"Kami membantu, tolong diarahkan secara maksimal agar para korban cepat ditemukan," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin menyatakan status tanggap darurat bencana berlaku 29 April hingga 4 Mei 2017.
"Status tanggap darurat bencana ini buan hanya untuk Grabag tetapi seluruh Kabupaten Magelang, karena selain banjir bandang, kemarin juga terjadi beberapa titik longsor di beberapa kecamatan yang lain," katanya di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan bencana di Grabag dampaknya paling besar karena merenggut korban jiwa, sementara tanah longsor di beberapa kecamatan tidak menimbulkan korban jiwa.
Banjir bandang di Grabag mengakibatkan lima korban meninggal dunia dan tujuh orang hilang.
Zaenal menuturan banjir bandang Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB menerjang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono.
Selain menimbulkan korban jiwa dan hilang, banjir bandang juga mengakibatkan tiga korban luka berat dan berdampak pada 50 rumah.
Pemerintah Kabupaten Magelang sudah membangun dapur umum untuk membantu korban bencana dan saat ini tim gabungan masih fokus mencari korban hilang.
"Kami masih melakukan pendataan para korban yang mengungsi. Kebanyakan mereka mengungsi di tempat saudara mereka dan tetangga," katanya.
Ia menambahkan penanganan dampak bencana melibatkan TNI, Polri, serta BPBD Temanggung, Boyolali, Klaten, Purworejo, dan para relawan.
Dandim 0705/Magelang Letkol Inf. Hendra Purwanasari mengatakan telah menerjunkan sekitar 300-400 personel untuk membantu pencarian korban.
"Kami membantu, tolong diarahkan secara maksimal agar para korban cepat ditemukan," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: