Proyek flyover Klonengan-Prupuk merupakan satu dari empat proyek flyover yang dibangun untuk mengurai kemacetan akibat perlintasan sebidang kereta api (KA) di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Tiga proyek flyover lainnya adalah flyover Dermoleng-Ketanggungan, Kretek-Paguyangan, dan Kesambi.
GM Wilayah IV Hutama Karya, Widhi Suharyanto, saat ditemui di lokasi proyek flyover Klonengan-Prupuk, mengatakan kalau proyek ini kini telah memasuki tahapan pekerjaan beton struktur 90%, dan untuk timbunan mortar busa mencapai 80%, sisanya adalah pekerjaan finishing seperti parapet, aspal, marka jalan, dan rambu.
"Pekerjaan pengaspalan yg merupakan kegiatan terakhir proyek akan selesai pada 15 Juni, atau H-10 Lebaran", ujar Widhi Suharyanto.
"Pekerjaan pengaspalan yg merupakan kegiatan terakhir proyek akan selesai pada 15 Juni, atau H-10 Lebaran", ujar Widhi Suharyanto.
Proyek flyover Klonengan-Prupuk menggunakan teknologi corrugated mortar busa pusjatan, teknologi yang juga digunakan pada flyover Antapani di Bandung, sehingga tak hanya dapat menghemat anggaran tapi juga mempercepat proses pengerjaan.
"Dengan teknologi itu kita bisa lebih cepat kerjanya. Dari biasanya kita bangun flyover 10-12 bulan, ini hanya 180 hari atau enam bulan," ungkap Kepala Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Danis H. Sumadiaga.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, saat kunjungannya ke lokasi proyek flyover Klonengan-Prupuk, optimistis kalau keempat flyover akan rampung pada Juni nanti.
"Nanti 10 Juni sampai 15 Juni seluruhnya akan dapat dioperasikan. Jadi mudah-mudahan ini bisa mengurangi atau mengeliminasi kemacetan yang biasanya terjadi pada saat mudik," ujar Menteri Basuki.
Total anggaran untuk membangun keempat flyover dengan panjang gabungan mencapai 2,8 KM tersebut mencapai Rp. 350 miliar.
Flyover diharapkan menjadi jawaban atas masalah kemacetan yang kerap terjadi pada saat arus mudik. Khususnya, di ruas jalan nasional yang dilintasi jalur kereta api.