Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat untuk meningkatkan "sradha dan bhakti" (kerja dan pengabdian) guna melandasi dalam menjalani kehidupan.

"Upaya itu diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan, cobaan dan permasalahan kemasyarakat dan pembangunan di era globalisasi yang ditandai perubahan yang sangat cepat," kata Gubernur Pastika pada acara Dharma Shanti Nyepi Tahun Baru Saka 1939 tingkat Provinsi Bali Tahun 2017 di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, momentum hari raya Nyepi yang jatuh pada hari Selasa (28/3) merupakan saat yang tepat untuk melakukan perenungan terhadap perjalanan hidup kita. Dengan keheningan dan dalam kesendirian, umat mempertinggi kualitas spiritual dan kesadaran hidupnya.

"Masyarakat tidak boleh terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan, serta memecah belah kerukunan yang telah terbina," kata Gubernur Pastika.

Ia mengharapkan dengan penghormatan dan pengamalan "catur brata penyepian" dapat memantapkan "mulat sarira", meningkatkan "sradha bhakti", untuk menyeimbangkan "dharma agama" dan "dharma negara" dalam menyukseskan pembangunan daerah.


Baca juga: (Gubernur Bali tak setuju pengamanan terlalu ketat)








Catur brata penyepian tersebut meliputi empat larangan yang meliputi tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof IGN Sudiana mengatakan Hari Raya Nyepi di Bali memberi manfaat yang luar biasa yang seharusnya membawa pembaharuan umat dari yang negatif menjadi positif.

Namun apakah pembaharuan itu terjadi, hanya masing-masing umat yang bisa menjawabnya.

Ia juga bersyukur Nyepi tahun ini relatif lebih lancar dan tertib dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu Ida Pedanda Gede Putra Kekeran dalam dharma wacananya

mengingatkan, umat untuk selalu berjalan di jalan dharma (kebenaran). Menurutnya banyak godaan dalam hidup yang bisa membuat manusia keluar dari lingkaran swadharmanya.

Oleh karena itu ia mengajak umat untuk melawan godaan seperti kemalasan dan kesenangan panca indria.

Ketua Panitia Kepala Biro Kesra Provinsi Bali AA Gede Geriya mengharapkan melalui dharma santhi umat dapat berkumpul dalam upaya membangun hubungan yang harmonis antarumat dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Selain itu mengingatkan pentingnya hubungan antar sesama manusia sebagai bagian dari kearifan lokal Tri Hita Karana, katanya.