Jakarta (ANTARA News) - Laman Telkomsel yang diretas pagi ini, berdasarkan hasil di mesin pencari, memuat tulisan berisi keluhan tarif operator tersebut yang dirasa mahal.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Umum Telkomsel Ririek Adriansyah saat jumpa pers menyatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar industri telekomunikasi terjaga, terutama masalah tarif yang terjangkau.

Layanan yang terjangkau, kata Ririek, bukan berarti murah yang berlebihan karena dapat berdampak pada keberlangsungan operator.

"Maksudnya, operator bisa beroperasi secara berkelanjutan dengan tarif yang ada," kata dia.

Selain itu, layanan juga dapat tersedia ke berbagai daerah, tidak hanya di kota besar.

Selain itu, mengenai harga yang murah atau mahal, menurut dia, layanan telekomunikasi di Indonesia, baik suara maupun data, tergolong murah bila dibandingkan dengan negara lain.

Telkomsel menetapkan tarif berdasarkan komponen biaya jaringan, termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional.

Tarif yang ditawarkan operator tersebut bervariasi, bergantung pada jumlah kuota yang disediakan, misalnya Rp 65 ribu selama 30 hari untuk paket berisi kuota internet 2GB + 3GB jaringan 4G (15 hari) + 5GB layanan VideoMax.

Menurut data Telkomsel, saat ini mereka melayani 95% wilayah populasi Indonesia. Layanan 4G Telkomsel menjangkau sekitar 500 ibu kota/kabupaten.

Pelanggan Telkomsel mencapai 169 juta pelanggan, 50% diantaranya tercatat sebagai pelanggan 3G/4G.

"Telkomsel juga telah melaksanakan pembangunan sekitar 25,000 BTS baru sepanjang 2016, yang mana 92% diantaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel memiliki total BTS sekitar 137,000 unit, dengan komposisi BTS 3G/4G sebesar 61%," demikian bunyi keterangan tertulis dari Telkomsel, Jumat siang.

Sebelumnya, Telkomsel meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat situs mereka yang diretas dan sedang menelusuri serta memperbaiki agar situs dapat kembali diakses.