Polisi Jerman tangkap tentara diduga rencanakan serangan
27 April 2017 19:15 WIB
Dokumentasi rekaman video memperlihatkan aparat keamanan anti-teror dan pasukan anjing Prancis memeriksa jenazah seseorang yang melakukan penembakan terhadap polisi di Paris, Ibu Kota Prancis, Kamis (20/4/2017). (AFP/P003)
Berlin (ANTARA News) - Polisi Jerman menangkap seorang tentara, yang dicurigai merencanakan serangan, kata jaksa di Frankfurt, Kamis, tanpa merinci kemungkinan sasaran, alasan atau senjata, yang akan digunakan.
Letnan berusia 28 tahun warga negara Jerman dan bertugas dalam brigade di Illkirch Prancis itu ditangkap, Rabu, di Bavaria, sebelah timur Frankfurt.
Kepolisian Jerman, Prancis, dan Austria, mencari 16 barang bukti pada Rabu sehubungan dengan penyelidikan itu.
"Ia dicurigai menyiapkan serangan besar, melanggar hukum kepemilikan dan penggunaan senjata dan penipuan," kata kejaksaan dalam pernyataan.
Mereka menyita telepon genggam, komputer jinjing dan dokumen.
Sebelum penangkapannya, prajurit itu, yang tidak disebutkan namanya, pernah ditahan pada akhir Januari oleh pihak berwenang Austria karena dicurigai petugas ketika menyembunyikan pistol gelap di kamar mandi bandar udara Schwechat, Wina.
Penyelidikan berikutnya yang dilakukan pada Februari menunjukkan bahwa dia telah menggunakan identitas palsu untuk mendaftar sebagai pengungsi Suriah di Giessen, dekat Frankfurt, pada Januari 2016, kata pihak tersebut.
Ia kemudian pindah ke Bavaria, tempatnya mengajukan permohonan suaka dan pindah ke tempat penampungan untuk pendatang. Ia mulai menerima bantuan kesejahteraan sejak Januari, kata kejaksaan.
Letnan berusia 28 tahun warga negara Jerman dan bertugas dalam brigade di Illkirch Prancis itu ditangkap, Rabu, di Bavaria, sebelah timur Frankfurt.
Kepolisian Jerman, Prancis, dan Austria, mencari 16 barang bukti pada Rabu sehubungan dengan penyelidikan itu.
"Ia dicurigai menyiapkan serangan besar, melanggar hukum kepemilikan dan penggunaan senjata dan penipuan," kata kejaksaan dalam pernyataan.
Mereka menyita telepon genggam, komputer jinjing dan dokumen.
Sebelum penangkapannya, prajurit itu, yang tidak disebutkan namanya, pernah ditahan pada akhir Januari oleh pihak berwenang Austria karena dicurigai petugas ketika menyembunyikan pistol gelap di kamar mandi bandar udara Schwechat, Wina.
Penyelidikan berikutnya yang dilakukan pada Februari menunjukkan bahwa dia telah menggunakan identitas palsu untuk mendaftar sebagai pengungsi Suriah di Giessen, dekat Frankfurt, pada Januari 2016, kata pihak tersebut.
Ia kemudian pindah ke Bavaria, tempatnya mengajukan permohonan suaka dan pindah ke tempat penampungan untuk pendatang. Ia mulai menerima bantuan kesejahteraan sejak Januari, kata kejaksaan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: