"Karena itu saya ingin membantu, ketika melihat ada peluang ekspor, terutama di negara non-tradisional tujuan ekspor Indonesia, seperti Rusia," katanya di sela-sela kunjungan ke Rusia dalam kegiatan pembukaan Paviliun Indonesia, gerai permanen untuk promosi produk, di Moskow, Rusia, Kamis.
Walau tidak lagi duduk dalam pemerintahan, pengusaha nasional itu, tetap peduli pada pengembangan pasar ekspor dan peningkatan kualitas produk Indonesia, terutama yang diproduksi usaha kecil dan menengah (UKM).
"Dulu (ketika jadi Mendag) saya punya target peningkatan ekspor 300 persen, sehingga paham kerja keras dan kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan pasar ekspor," ujar Rachmat.
"Banyak kebutuhan harian masyarakat Rusia masih diimpor, daya beli masyarakat di negeri ini juga tinggi," kata Rachmat.
Kerajinan Rachmat juga terkesan dengan kerajinan khas Rusia berupa Matriyoska, boneka kayu yang di dalamnya disusun produk sejenis sampai bentuk terkecil.
Saat mengunjungi toko cenderamata di Saint Petersburg, ia menyempatkan diri meninjau bengkel kerja para pembuat dan pelukis Matriyoska.
Sebagai Utusan Khusus Presiden untuk dengan Jepang terkait investasi, Rachmat berencana meningkatkan peranan Jepang untuk membantu dan membina IKM Indonesia agar bisa menghasilkan produk berkualitas sehingga bisa pasar ekspor yang lebih luas.
Berdasarkan data Kedubes RI di Moskow, neraca perdagangan Indonesia-Rusia terus meningkat. Tahun 2016 neraca perdagangan kedua negara sekitar 2,6 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS, dan impor dari Rusia sebesar 403,4 juta dolar AS.