Sean Gelael bongkar mesin F2 di Universitas Indonesia
26 April 2017 13:53 WIB
Pengenalan Tim Pertamina Arden Pebalap F2 tim Pertamina Arden, Sean Gelael berpose atas mobil F2 saat pengenalan tim tersebut di Jakarta, Kamis (20/7/2017). Tim Pertamina Arden yang didukung penuh PT Pertamina (Persero) tersebut mengikuti musim balap F2 tahun 2017 dengan 11 seri yang mana seri pertama sudah dimulai di Bahrain pada Sabtu (15/4/2017) lalu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Depok (ANTARA News) - Pebalap muda Indonesia, Sean Gelael membongkar kendaraan yang digunakan di balapan Formula 2 (F2) dihadapan mahasiswa Universitas Indonesia di Balairung Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Rabu dengan tujuan untuk mengenalkan teknologi yang digunakan.
Anak pasangan Ricardo dan Rini Gelael ini tidak datang sendiri. Ia didampingi rekan satu timnya di Pertamina Arden, Norman Nato dan sang engineer yang sudah kenyang pengalaman di dunia balap dunia yaitu Gaetan Jego.
Tiga tokoh di balik Pertamina Arden ini menjelaskan dengan detail apa saja yang ada di kendaraan Formula 2. Hanya saja, untuk di UI ini tim Pertamina Arden bukan membawa mesin mecachrome chasis dallara, namun mesin Renault yang spesifikasinya tidak jauh beda dengan yang digunakan saat ini.
Dalam program "From Circuit to Campus" ini sang engineer Gaetan Jego menjelaskan dengan detal perbedaan antara kendaraan Formula 1 dengan Formula 2. Penjelasan pria asal Prancis ini bisa diterima dengan baik oleh mahasiswa teknik meski maupun dosen UI.
"Balapan Formula memang tidak digelar di Indonesia. Namun, kami bisa langsung berdiskusi dengan para pebalap sekaligus engineernya. Lebih hebat lagi kami bisa melihat langsung mobilnya," kata dosen departemen teknik mesin UI, Mohammad Aditya.
Baik Gejo, Nato maupun Sean selain menjelaskan spesifikasi mesin formula juga mengupas dengan rinci elemen-elemen penting balapan seperti aerodinamik, dimensi mesin, G-Force, Down Force hingga jenis ban yang digunakan dalam balapan formula.
"Balapan formula sangat kompleks. Semuanya bisa berpengaruh termasuk dalam pemilihan ban. Makanya semuanya harus detail," kata Sean Gelael saat menjelaskan pertanyaan dari mahasiswa UI.
Bukan waktu yang sedikit interaksi antara pebalap Pertamina Arden dengan mahasiswa UI karena berlangsung hampir dua jam. Meski demikian, tiga narasumber yang ada terus menjawab apa yang menjadi pertanyaan termasuk kenapa mobil Formula 2 bisa kencang meski mesin yang digunakan sama.
"Memang benar. Mesin di Formula 2 sama. Yang membedakan hanya settingnya. Itu kuncinya," kata Getan Jego dihadapan sekitar 1000 mahasiswa UI termasuk civitas akademi lainnya.
Sementara itu tim prinsipal Jagonya Ayam, Ricardo Gelael mengatakan program "From Circuit to Campus" merupakan kegiatan untuk mengenalkan dunia balap kepada mahasiswa. Hal tersebut dilakukan untuk membagi ilmu dengan kalangan mahasiswa.
"Sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari. Tidak hanya soal mesin, tapi juga mengenai kesehatan atau psikologis pebalap, asupan gizi dan pola makan. Bisa juga ditelaah secara ekonomi mengenai bisnis balap itu sendiri," katanya.
Tim Pertamina Arden merupakan tim Formula 2 yang didukung penuh perusahaan Indonesia. Saat seri satu di Bahrain, sang pebalap Norman Nato mampu merebut peringkat dua balapan feature.
Hasil ini dinilai luar biasa karena pada musim sebelumnya, Arden merupakan tim papan bawah.
Anak pasangan Ricardo dan Rini Gelael ini tidak datang sendiri. Ia didampingi rekan satu timnya di Pertamina Arden, Norman Nato dan sang engineer yang sudah kenyang pengalaman di dunia balap dunia yaitu Gaetan Jego.
Tiga tokoh di balik Pertamina Arden ini menjelaskan dengan detail apa saja yang ada di kendaraan Formula 2. Hanya saja, untuk di UI ini tim Pertamina Arden bukan membawa mesin mecachrome chasis dallara, namun mesin Renault yang spesifikasinya tidak jauh beda dengan yang digunakan saat ini.
Dalam program "From Circuit to Campus" ini sang engineer Gaetan Jego menjelaskan dengan detal perbedaan antara kendaraan Formula 1 dengan Formula 2. Penjelasan pria asal Prancis ini bisa diterima dengan baik oleh mahasiswa teknik meski maupun dosen UI.
"Balapan Formula memang tidak digelar di Indonesia. Namun, kami bisa langsung berdiskusi dengan para pebalap sekaligus engineernya. Lebih hebat lagi kami bisa melihat langsung mobilnya," kata dosen departemen teknik mesin UI, Mohammad Aditya.
Baik Gejo, Nato maupun Sean selain menjelaskan spesifikasi mesin formula juga mengupas dengan rinci elemen-elemen penting balapan seperti aerodinamik, dimensi mesin, G-Force, Down Force hingga jenis ban yang digunakan dalam balapan formula.
"Balapan formula sangat kompleks. Semuanya bisa berpengaruh termasuk dalam pemilihan ban. Makanya semuanya harus detail," kata Sean Gelael saat menjelaskan pertanyaan dari mahasiswa UI.
Bukan waktu yang sedikit interaksi antara pebalap Pertamina Arden dengan mahasiswa UI karena berlangsung hampir dua jam. Meski demikian, tiga narasumber yang ada terus menjawab apa yang menjadi pertanyaan termasuk kenapa mobil Formula 2 bisa kencang meski mesin yang digunakan sama.
"Memang benar. Mesin di Formula 2 sama. Yang membedakan hanya settingnya. Itu kuncinya," kata Getan Jego dihadapan sekitar 1000 mahasiswa UI termasuk civitas akademi lainnya.
Sementara itu tim prinsipal Jagonya Ayam, Ricardo Gelael mengatakan program "From Circuit to Campus" merupakan kegiatan untuk mengenalkan dunia balap kepada mahasiswa. Hal tersebut dilakukan untuk membagi ilmu dengan kalangan mahasiswa.
"Sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari. Tidak hanya soal mesin, tapi juga mengenai kesehatan atau psikologis pebalap, asupan gizi dan pola makan. Bisa juga ditelaah secara ekonomi mengenai bisnis balap itu sendiri," katanya.
Tim Pertamina Arden merupakan tim Formula 2 yang didukung penuh perusahaan Indonesia. Saat seri satu di Bahrain, sang pebalap Norman Nato mampu merebut peringkat dua balapan feature.
Hasil ini dinilai luar biasa karena pada musim sebelumnya, Arden merupakan tim papan bawah.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: