Dubes Haley: penahanan warga AS oleh Korut adalah untuk pamer kekuatan
25 April 2017 12:42 WIB
Kendaraan militer membawa rudal dengan huruf bertuliskan "Pukkuksong" dalam parade militer memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Minggu (16/4). Foto diambil tanggal 16 April 2017. (ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA)
Washington (ANTARA News) - Nikki Haley, yang merupakan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Senin (24/04) menyebut penahanan warga AS oleh Korea Utara sebagai pamer kekuatan yang dilakukan oleh pemimpin negara itu.
Kim Sang-Duk, atau Tony Kim, ditangkap pada Sabtu di bandara Pyongyang saat dia hendak meninggalkan negara itu setelah menjalani tugas pengajaran di sebuah universitas yang didirikan oleh warga Kristen evangelis.
Haley mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan upaya yang dilakukan rezim Kim Jong-Un untuk memanfaatkan warga AS itu sebagai sarana tawar-menawar di tengah ketegangan internasional yang kian memanas atas program nuklir dan rudal mereka.
"Yang kami hadapi adalah pemimpin yang agresif saat ini," katanya di program This Morning CBS, seperti dikutip AFP.
"Dan saya pikir yang dia lakukan adalah memamerkan kepada warganya bahwa dia memiliki kekuatan, baik itu melalui retorikanya atau melalui aksinya," tambahnya.
Baca juga: (Atas Korea Utara, kesabaran Amerika Serikat sudah habis)
AS masih mengumpulkan informasi tentang insiden terbaru, ungkap duta besar tersebut.
Kim adalah warga AS ketiga yang ditahan di Korea Utara.
"Kami selalu ingin membebaskan warga kami dengan selamat dan baik-baik saja dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan baik," katanya. "Dan itu adalah isu yang akan kami upayakan."
Baca juga: (Militer Korsel komentari peluncuran rudal Korut)
Kim Sang-Duk, atau Tony Kim, ditangkap pada Sabtu di bandara Pyongyang saat dia hendak meninggalkan negara itu setelah menjalani tugas pengajaran di sebuah universitas yang didirikan oleh warga Kristen evangelis.
Haley mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan upaya yang dilakukan rezim Kim Jong-Un untuk memanfaatkan warga AS itu sebagai sarana tawar-menawar di tengah ketegangan internasional yang kian memanas atas program nuklir dan rudal mereka.
"Yang kami hadapi adalah pemimpin yang agresif saat ini," katanya di program This Morning CBS, seperti dikutip AFP.
"Dan saya pikir yang dia lakukan adalah memamerkan kepada warganya bahwa dia memiliki kekuatan, baik itu melalui retorikanya atau melalui aksinya," tambahnya.
Baca juga: (Atas Korea Utara, kesabaran Amerika Serikat sudah habis)
AS masih mengumpulkan informasi tentang insiden terbaru, ungkap duta besar tersebut.
Kim adalah warga AS ketiga yang ditahan di Korea Utara.
"Kami selalu ingin membebaskan warga kami dengan selamat dan baik-baik saja dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan baik," katanya. "Dan itu adalah isu yang akan kami upayakan."
Baca juga: (Militer Korsel komentari peluncuran rudal Korut)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: