Indonesia buka gerai permanen jaring pembeli Rusia
25 April 2017 02:25 WIB
Dubes RI untuk Rusia M Wahid Supriyadi (keempat dari kiri) sedang menjelaskan produk sambel ke delegasi Eurasian Business Union, didampingi Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, pada pembukaan Paviliun Indonesia di Food City, Rusia, Senin (24/4/2017). (AntaraNews/Risbiani Fardaniah)
Moskow (ANTARA News) - Indonesia membuka paviliun atau gerai permanen untuk menjajakan berbagai produk pangan nasional di Food City, Rusia, guna menjaring pembeli di negara tersebut maupun negara lainnya.
"Ini merupakan saat yang bersejarah, karena pertama kali Indonesia punya gerai permanen di Rusia," kata Dubes RI M Wahid Supriyadi, pada pembukaan Paviliun Indonesia, di Food City, Rusia, Senin.
Ia mengatakan Rusia merupakan pasar yang sangat potensial bagi berbagai produk Indonesia. Sayangnya, lanjut dia, pengusaha Indonesia belum mengoptimalkan peluang bisnis yang ada di negeri yang kini dipimpin Presiden Vladimir Putin itu.
"Peluangnya masih sangat besar, terutama buah dan sayuran," ujar Wahid.
Ia menjelaskan kedua komoditas tersebut yang paling diminati dan dibutuhkan masyarakat Rusia. Selama ini mereka impor buah dan sayuran dari negara lain. "Buah dan sayuran sangat mahal di sini," katanya.
Kehadiran Paviliun Indonesia yang digagas mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, menurut Wahid, akan membantu produk Indonesia memperluas pasar di Rusia.
Sementara itu, Rachmat Gobel yang juga hadir pada pembukaan Paviliun Indonesia, mengatakan kehadiran gerai permanen di kawasan bisnis pangan tersebut tidak hanya akan membuka kesempatan pasar bagi produk Indonesia di Rusia, tapi juga negara lain. Hal itu, berbagai negara juga membuka gerai di Food City yang dikelola Eurasian Business Union.
"Ini kesempatan bagi (pengusaha) Indonesia untuk melakukan kontak dagang dengan Rusia dan negara lainnya," ujarnya
Rachmat yang lebih senang disebut alumni Kementerian Perdagangan itu, sangat menyadari sulitnya membuka pasar, karena itu melalui Paviliun Indonesia ia ingin membantu pemerintah dan pengusaha meningkatkan ekspor.
"Karena itu atas seizin Presiden Joko Widodo dan Mendag, ada Paviliun Indonesia ini guna mempromosikan produk Indonesia," katanya.
Saat ini baru ada perusahaan yang mempromosikan produk mereka di Paviliun Indonesia, antara lain Indofood Kacang Dua Kelinci, dan Finna, yang menjajakan produk pangan.
Berdasarkan data Kedubes RI di Moskow, neraca perdagangan Indonesia-Rusia terus meningkat. Tahun 2016 neraca perdagangan kedua negara sekitar 2,6 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS, dan impor dari Rusia sebesar 403,4 juta dolar AS.
Jumlah tersebut naik dibandingkan 2015 yang neraca perdagangan kedua negara mencapai 1,96 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 439, 5 juta dolar AS.
"Ini merupakan saat yang bersejarah, karena pertama kali Indonesia punya gerai permanen di Rusia," kata Dubes RI M Wahid Supriyadi, pada pembukaan Paviliun Indonesia, di Food City, Rusia, Senin.
Ia mengatakan Rusia merupakan pasar yang sangat potensial bagi berbagai produk Indonesia. Sayangnya, lanjut dia, pengusaha Indonesia belum mengoptimalkan peluang bisnis yang ada di negeri yang kini dipimpin Presiden Vladimir Putin itu.
"Peluangnya masih sangat besar, terutama buah dan sayuran," ujar Wahid.
Ia menjelaskan kedua komoditas tersebut yang paling diminati dan dibutuhkan masyarakat Rusia. Selama ini mereka impor buah dan sayuran dari negara lain. "Buah dan sayuran sangat mahal di sini," katanya.
Kehadiran Paviliun Indonesia yang digagas mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, menurut Wahid, akan membantu produk Indonesia memperluas pasar di Rusia.
Sementara itu, Rachmat Gobel yang juga hadir pada pembukaan Paviliun Indonesia, mengatakan kehadiran gerai permanen di kawasan bisnis pangan tersebut tidak hanya akan membuka kesempatan pasar bagi produk Indonesia di Rusia, tapi juga negara lain. Hal itu, berbagai negara juga membuka gerai di Food City yang dikelola Eurasian Business Union.
"Ini kesempatan bagi (pengusaha) Indonesia untuk melakukan kontak dagang dengan Rusia dan negara lainnya," ujarnya
Rachmat yang lebih senang disebut alumni Kementerian Perdagangan itu, sangat menyadari sulitnya membuka pasar, karena itu melalui Paviliun Indonesia ia ingin membantu pemerintah dan pengusaha meningkatkan ekspor.
"Karena itu atas seizin Presiden Joko Widodo dan Mendag, ada Paviliun Indonesia ini guna mempromosikan produk Indonesia," katanya.
Saat ini baru ada perusahaan yang mempromosikan produk mereka di Paviliun Indonesia, antara lain Indofood Kacang Dua Kelinci, dan Finna, yang menjajakan produk pangan.
Berdasarkan data Kedubes RI di Moskow, neraca perdagangan Indonesia-Rusia terus meningkat. Tahun 2016 neraca perdagangan kedua negara sekitar 2,6 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS, dan impor dari Rusia sebesar 403,4 juta dolar AS.
Jumlah tersebut naik dibandingkan 2015 yang neraca perdagangan kedua negara mencapai 1,96 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 439, 5 juta dolar AS.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: