Malaysia-China kukuhkan kerja sama pertahanan
24 April 2017 09:27 WIB
Kapal induk China Liaoning disertai armada mengadakan latihan di sebuah wilayah di Laut Cina Selatan dalam foto tidak bertanggal yang diambil pada bulan Desember 2016. (REUTERS/Stringer)
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Komite Tertinggi Malaysia dan China akan mengukuhkan lagi hubungan diplomatik dan kerja sama pertahanan antara kedua negara.
Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengemukakan hal itu dalam siaran pers diterima di Kuala Lumpur, Senin, berkaitan lawatan resmi ke China selama tiga hari sejak Jumat (21/4).
Komite akan mengkaji lebih rinci bentuk kerja sama yang lebih praktis dan berpotensi dalam aspek pertahanan yang lebih terencana.
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan Hishammuddin bersama Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wanquan dalam lawatan resminya selama tiga hari ke China sejak Jumat (21/4) lalu.
Hishammuddin mengatakan dirinya telah menugaskan Panglima Tentera Darat Jenderal Datuk Seri Zulkiple Kassim dan Panglima Tentara Udara Jenderal Datuk Seri Affendi Buang untuk mengadakan pertemuan lanjutan berhubungan dengan kerja sama pertahanan dan kemiliteran tersebut.
"Malaysia dan China juga perlu mengadakan pertukaran kunjungan yang lebih sering pada masa akan datang, dengan tujuan meningkatkan aspek komunikasi, persepahaman serta memperkukuhkan lagi kepercayaan," katanya.
Selain itu, dia berkata terkait kerja sama menteri-menteri pertahanan ASEAN, pihaknya setuju agar latihan maritim ASEAN-China yang akan datang diadakan di kawasan perairan ASEAN.
"Langkah ini bertujuan meningkatkan kerja sama pertahanan dan meningkatkan kemampuan antarnegara yang terlibat untuk membalas ancaman maritim. Perkara ini akan dibicarakan dalam waktu dekat," katanya pula.
Dalam lawatan resmi tersebut, Hishammuddin juga bertemu dengan Pimpinan Pusat Tentara China Jenderal Xu Qiliang, Konselor Negara China Yang Jiechi, dan Menteri Keselamatan Umum China Guo Shengkun.
Baca juga: (Jepang minta Indonesia jaga perdamaian kawasan)
Dia mengatakan berbagai masalah khususnya ancaman penyebaran ideologi terorisme terutama dari kumpulan militan teroris didiskusikan dalam pertemuan tersebut.
"Kedua-dua negara juga setuju untuk memberi perhatian serius dan utama terhadap keamanan global yang terus berubah dan semakin mengancam," katanya.
Dalam kunjungan tersebut Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan subkontrak antara Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BNSSB) dan China Shipbuilding & Offshore International Co Ltd (CSOC) tentang pengembangan secara bersama empat kapal perang pesisir atau kapal Littoral Mission Ship (LMS) untuk Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
"Dua kapal pertama dari empat LMS ini bakal dibuat di China. Keahlian dan biaya yang lebih rendah di China jadi pertimbangan seterusnya akan dilakukan BNSSB untuk pembuatan dua lagi kapal di Malaysia," katanya lagi.
Dia mengatakan pengadaan LMS ini merupakan sejarah penting bagi Malaysia, karena merupakan yang pertama kali Malaysia membeli aset pertahanan dari China.
Selain itu, Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan antara Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dengan Universiti Peking, China.
Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengemukakan hal itu dalam siaran pers diterima di Kuala Lumpur, Senin, berkaitan lawatan resmi ke China selama tiga hari sejak Jumat (21/4).
Komite akan mengkaji lebih rinci bentuk kerja sama yang lebih praktis dan berpotensi dalam aspek pertahanan yang lebih terencana.
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan Hishammuddin bersama Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wanquan dalam lawatan resminya selama tiga hari ke China sejak Jumat (21/4) lalu.
Hishammuddin mengatakan dirinya telah menugaskan Panglima Tentera Darat Jenderal Datuk Seri Zulkiple Kassim dan Panglima Tentara Udara Jenderal Datuk Seri Affendi Buang untuk mengadakan pertemuan lanjutan berhubungan dengan kerja sama pertahanan dan kemiliteran tersebut.
"Malaysia dan China juga perlu mengadakan pertukaran kunjungan yang lebih sering pada masa akan datang, dengan tujuan meningkatkan aspek komunikasi, persepahaman serta memperkukuhkan lagi kepercayaan," katanya.
Selain itu, dia berkata terkait kerja sama menteri-menteri pertahanan ASEAN, pihaknya setuju agar latihan maritim ASEAN-China yang akan datang diadakan di kawasan perairan ASEAN.
"Langkah ini bertujuan meningkatkan kerja sama pertahanan dan meningkatkan kemampuan antarnegara yang terlibat untuk membalas ancaman maritim. Perkara ini akan dibicarakan dalam waktu dekat," katanya pula.
Dalam lawatan resmi tersebut, Hishammuddin juga bertemu dengan Pimpinan Pusat Tentara China Jenderal Xu Qiliang, Konselor Negara China Yang Jiechi, dan Menteri Keselamatan Umum China Guo Shengkun.
Baca juga: (Jepang minta Indonesia jaga perdamaian kawasan)
Dia mengatakan berbagai masalah khususnya ancaman penyebaran ideologi terorisme terutama dari kumpulan militan teroris didiskusikan dalam pertemuan tersebut.
"Kedua-dua negara juga setuju untuk memberi perhatian serius dan utama terhadap keamanan global yang terus berubah dan semakin mengancam," katanya.
Dalam kunjungan tersebut Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan subkontrak antara Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BNSSB) dan China Shipbuilding & Offshore International Co Ltd (CSOC) tentang pengembangan secara bersama empat kapal perang pesisir atau kapal Littoral Mission Ship (LMS) untuk Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
"Dua kapal pertama dari empat LMS ini bakal dibuat di China. Keahlian dan biaya yang lebih rendah di China jadi pertimbangan seterusnya akan dilakukan BNSSB untuk pembuatan dua lagi kapal di Malaysia," katanya lagi.
Dia mengatakan pengadaan LMS ini merupakan sejarah penting bagi Malaysia, karena merupakan yang pertama kali Malaysia membeli aset pertahanan dari China.
Selain itu, Hishammuddin turut menyaksikan penandatanganan antara Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dengan Universiti Peking, China.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: