Kabul, Afghanistan (ANTARA News) - Pemerintah Afghanistan mengumumkan Ahad sebagai hari berkabung nasional untuk menghormati puluhan prajurit militer yang gugur dan cedera setelah serangan besar Taliban terhadap satu kamp militer.

Pada Jumat (21/4), 10 petempur Taliban dengan menyamar sebagai tentara menyusup ke pangkalan militer Korps 209 Shaheen di Provinsi Balkh, Afghanistan Utara. Mereka memberondong perwira dan prajurit militer yang tak bersenjata, lapor Xinhua.

"Untuk menghormati prajurit terhormat dan pemberani Afghanistan yang gugur dalam satu serangan ... selama pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Korps 209 Shaheen, Presiden mengeluarkan dekrit dan mengumumkan Ahad sebagai Hari Berkabung Nasional," kata Istana Presiden Afghanistan di dalam satu pernyataan.

Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat serangan ala-pasukan komando tersebut terus bertambah di tengah tak-adanya pernyataan resmi hingga Ahad pagi.

Media lokal 1TV, dengan mengutip pejabat provinsi, melaporkan jumlah korban jiwa akibat serangan pada Jumat telah melebihi 150 dan lebih dari 80 orang lagi cedera.

Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah sebab beberapa prajurit yang cedera masih berada dalam kondisi kritis, demikian laporan Xinhua. Pada Ahad pagi waktu setempat, beberapa mayat diserahkan kepada keluarga mereka atau dipindahkan ke rumah mereka.

"Shalat khusus direncanakan diselenggarakan di Masjid Istana Presiden dan di semua masjid di seluruh negeri ini dan bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang di kediaman dan misi diplomatik Afghanistan di luar negeri," demikian antara lain isi pernyataan itu.

Gerilyawan yang bersenjata berat dan duduk di dua jeep militer Ranger bergerak melewati beberapa gerbang keamanan dengan dalih mereka membawa orang yang cedera ke rumah sakit di pangkalan tersebut.

Gerilyawan, yang membawa dokumen palsu, juga melancarkan dua pemboman bunuh diri di dalam pangkalan itu, yang berada di pinggir Ibu Kota Provinsi, Mazar-i-Sharif, dan seorang penyerang bersama dengan satu jaket bom ditangkap setelah baku-tembak selama empat-jam.

Pada Sabtu, Presiden Mohammad Ashraf Ghani memeriksa lokasi penyerangan dan memimpin pertemuan darurat keamanan di pangkalan tersebut. Ia memerintahkan penyelidikan serius mengenai serangan mematikan itu sebelum mengunjungi prajurit yang cedera di Rumah Sakit Korps.

"Serangan ... ini sangat bertolak-belakang dengan semua nilai kemanusiaan dan ajaran Islam. Belakangan, pelaku teror belum merasa aman di setiap sudut negeri ini, sebab mereka telah menjadi sasaran serangan Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANDSF), yang heroik. Rakyat dan Pemerintah Afghanistan sangat memuji pengorbanan dan semangat tak terkalahkan ANDSF, yang akan dikenang dengan tinta keemasan dalam sejarah," kata pernyataan Istana Presiden.

Di antara korban tewas terhadap orang yang baru direkrut dan menerima pelatihan di pusat pelatihan di kompleks tersebut, kata media setempat.

(Uu.C003)