Palu (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Tengah Arthur Pangemanan memperkirakan populasi sapi di daerah ini pada 2017 mencapai sekitar 400 ribu ekor, sehingga program satu juta ekor sapi Sulteng 2025 optimistis dapat direalisasikan.

"Kita juga didukung dengan instrumen pelarangan potong sapi betina produktif," katanya di Kota Palu, Sabtu, menanggapi program satu juta ekor sapi Sulawesi Tengah.

Program yang dicanangkan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola itu sebagai program strategis dalam mendukung swasembada daging nasional.

Menurut Arthur target satu juta ekor tersebut realistis jika mengacu pada populasi sapi Sulteng 2016 sebanyak sekitar 300 ribu ekor.

Dia mengatakan diasumsikan sapi betina untuk induk dan calon induk 50 persen. Induk tersebut adalah sapi terseleksi secara potensial karena adanya ketentuan pelarangan potong sapi betina produktif.

"Sehingga ratio populasi sapi betina berkisar 60 sampai 70 persen. Bila dari 100 ribu ekor betina atau induk produktif maka pada 2017 populasi sapi Sulteng bertambah 100 ribu ekor, sehingga total populasinya diperkirakan mencapai 400 ribu ekor," katanya.

Dia mengatakan pada 2018 populasi sapi diasumsikan bertambah 150 ribu ekor sehingga tahun itu pupulasi sampai mencapai 500 ribu ekor.

"Dengan asumsi sapi yang dipotong atau dijual 50 ribu ekor," katanya.

Menurutnya pada 2020 populasi sapi sudah mencapai 750 ribu ekor dan pada 2021 diasumsikan populasi sapi di Sulawesi Tengah mencapai 1.075.000 ekor.

"Dengan analisa tersebut, maka populasi ternak sapi di Sulteng pada 2025 sebanyak satu juta ekor sapi bukanlah ilusi," katanya.

Arthur mengatakan proyeksi tersebut didasarkan pada analisa proyeksi populasi sapi yang objektif rasional.

"Tentu saja perlu dukungan dari semua pihak terkait khususnya pemerintah kabupaten dan kota se Sulawesi Tengah," katanya.

Arthur mengatakan secara ekonomi bisnis, usaha ternak sapi dipandang layak untuk berbagai skala usaha mikro, kecil dan menengah.

"Kalau ini diwujudkan maka akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah," katanya.

(T.A055/T007)