Jakarta (ANTARA News) - Mata kiri penyidik KPK Novel Baswedan sudah dapat mengenali angka dan huruf pasca mendapat serangan penyiraman air keras.

"Per siang hari, perkembangan perawatan dan pengobatan Novel Baswedan adalah ada perbaikan kondisi mata kiri. Bila kemarin penglihatan mata kiri masih buram, sekarang sudah mengenali angka dan huruf tapi silau bila terpapar cahaya karena selaput mata kiri banyak terbakar karena banyak terkena siraman air keras," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Jumat.

Pada 11 April 2017 lalu, seusai sholat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya. Air keras itu mengenai mata Novel sehingga ia pun dibawa ke SNEC pada 12 April 2017.

"Tekanan mata kiri dan kanan Novel hari ini normal yaitu 17," tambah Febri.

Memang terjadi peningkatan tekanan mata dari Kamis (20/4) sehingga dokter dapat mengurangi pemberian dosis obat tetes mata dari 3x sehari menjadi 2x sehari sampai 1x sehari.

"Ada perbaikan cukup bagus untuk mata kanan Novel yang sudah bisa membaca dan mengenali huruf dengan lebih jelas yang bisa dibandingkan kalau kemarin bisa membaca judul berita ukuran besar, hari ini sub judul koran sudah terbaca dan lebih mengenali wajah dengan baik," ungkap Febri.

Meski selaput putih mata Novel membaik tapi selaput hitam atau kornea belum ada perkembangan hingga saat ini.

"Teror terhadap Novel kita pandang dan kita sikapi bukanlah serangan pribadi kepada Novel tapi kami sikapi sebagai serangan atau pukulan kepada KPK termasuk kerja-kerja KPK dalam pemberantasan korupsi. Saat ini sudah ada 19 orang yang diperiksa polisi tapi apakah sudah menemukan pelaku atau tidak, belum ada info ada tersangka dalam perkara ini," jelas Febri.

Polisi mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa belasan saksi serta rekaman CCTV yang ada di rumah Novel terkait perkara itu.

Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi, ia sudah beberapa kali mendapatkan teror antara lain ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016, kriminalisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu (2015), hingga diserang kelompok pendukung Amran Batalipu hingga motornya ringsek pada 2012.