Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa Pasar Klewer, Solo, yang direvitalisasi setelah musibah kebarakan pada Desember 2014 harus menjadi pasar percontohan untuk pasar tradisional modern.

Dalam keterangan tertulis yang diterima, Enggartiasto menyampaikan komitmen bahwa Pasar Klewer harus menjadi pasar yang dapat dicontoh bagi pasar-pasar lainnya di Indonesia dan tidak boleh kalah dengan mal atau pusat perbelanjaan modern.

"Pasar Klewer harus jadi pasar tradisional yang modern, nyaman, dan aman bagi pedagang dan pembeli. Keramahan pedagang dan kualitas produk harus tetap terjaga. Selain itu ciri khas Pasar Klewer sebagai pasar rakyat dengan tradisi tawar-menawar juga tidak boleh hilang," kata Enggartiasto.

Selain itu, Enggartiasto juga mengatakan bahwa Pasar Klewer tersebut juga akan dikelola secara modern, antara lain dengan pembagian kartu E-retribusi, kartu BPJS Ketenagakerjaan, dan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Menurut Enggartiasto, kartu E-retribusi merefleksikan niat menegakkan transparansi dalam pengelolaan pasar ini. Pedagang bisa mengetahui berapa yang sudah dibayarkan dan kapan pembayarannya.

Dengan demikian pengelola pasar juga dituntut untuk transparan mengenai apa saja pelayanan dan bagaimana kualitas layanan yang diberikan.

"Tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak nyaman. Transparansi menuntut kedua belah pihak untuk mematuhi peraturan yang berlaku," imbuh Enggartiasto.

Sedangkan, dengan kartu BPJS Ketenagakerjaan, pedagang pasar bukan lagi sektor informal, tetapi sektor formal yang diakui memberi kontribusi nyata bari perekonomian regional dan nasional.

Pada persemian yang dihadiri Presiden Joko Widodo tersebut, Enggartiasto juga menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Pajak yang terus melakukan penyadaran dan sosialisasi kepada pedagang, sehingga semua pedagang memiliki NPWP.

Menurut Enggar, kepemilikan NPWP dan BPJS ini adalah tanda bahwa Pasar Klewer siap menjadi pasar modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.

"Ke depan, NPWP dan BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi standar layanan pemerintah kepada pedagang di pasar-pasar rakyat," kata Enggartiasto.

Selain itu, Enggartiasto juga mengapresiasi hal yang menarik di Solo, yaitu kota ini memiliki tiga pasar yang ramah terhadap warga berkebutuhan khusus atau difabel. Pasar-pasar tersebut yaitu Pasar Gading, Pasar Tanggul, dan Pasar Gilingan.

Pasar Klewer, Solo, rampung direvitalisasi setelah mengalami musibah kebakaran pada Desember 2014. diharapkan, pasar yang berdiri sejak 1971 itu kembali berfungsi menjadi jantung perkonomian kota Solo dan Jawa Tengah.

Pada 2015, Pasar Klewer mendapat alokasi APBN melalui dana Tugas Pembantuan sebesar Rp61,8 miliar untuk pembangunan basement dan lantai satu.

Selanjutnya pada tahun anggaran 2016, Pasar Klewer mendapat alokasi Rp96 miliar untuk pembangunan struktur lanjutan dan finishing empat lantai, yaitu basement, semi basement, lantai satu dan lantai dua.