Phinisi Bagi Negeri, cara Toyota Astra Motor lestarikan terumbu karang
21 April 2017 13:45 WIB
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto (dua kiri), bersama Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo (tengah), pada peresmian program CSR Pinisi Bagi Negeri di Makassar, Jumat (21/4/17). (ANTARA News/Alviansyah Pasaribu)
Makassar (ANTARA News) - Melalui program corporate social responsibility (CSR) berbasis lingkungan, PT Toyota-Astra Motor (TAM) memperluas cakupan kegiatan Car For Tree ke daerah lain di Indonesia, yaitu dengan meresmikan program Pinisi Bagi Negeri, di Makassar, Sulawesi Selatan.
TAM berkontribusi terhadap perbaikan terumbu karang di kawasan laut Kota Makassar sekaligus mengedukasi budaya maritim dan konservasi lingkungan kepada generasi muda dan masyarakat dengan merangkul Pemerintah Kota Makassar, Kalla Toyota sebagai founder dealer Toyota di Sulawesi Selatan, serta Yayasan Makassar Skalia.
"Bersama masyarakat dan Pemerintah Kota Makassar serta dealer, kami telah merancang berbagai kegiatan dalam payung Pinisi Bagi Negeri untuk menggali potensi generasi muda dalam melakukan perbaikan lingkugan hidup di kawasan pantai Makassar dan dalam bidang kemaritiman," kata Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, di Makassar, Jumat.
"Sejalan dengan semangat Toyota let’s Go Beyond, program Phinisi Bagi Negeri ini diharapkan hasilnya akan sangat bermanfaat melebihi ekspektasi yang diinginkan masyarakat dan pihak terkait lainnya," kata dia.
Phinisi Bagi Negeri adalah program terpadu pelestarian lingkungan, pendidikan konservasi lingkungan serta kebudayaan maritim dengan menanam terumbu karang di sekitar Pulau Samalona.
Program itu menggunakan kapal phinisi yang menjadi simbol sejarah sekaligus diharapkan bisa menarik minak kalangan muda untuk menaiki kapal sambil mempelajari dan menjaga kebudayaan tradisional masyarakat Bugis-Makassar.
Kapal itu mampu mengangkut sekitar 25 orang siswa pada hari kerja dan wisatawan pada akhir pekan guna mengenalkan program konservasi lingkungan.
Sebelumnya TAM sukses meresmikan Toyota Organic Village berupa program pengembangan desa berbasis pertanian organik dan ramah lingkungan di Desa Mlaten, Demak, Jawa Tengah, pada bulan lalu.
"Jika di Demak kami melihat potensi di bidang pertanian organik, maka di Makassar kami menjalankan program kemaritiman yang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan, khususnya konservasi terumbu karang serta pendidikan kemaritiman dan kebudayaan,†kata Henry.
Terumbu Karang
Kota Makassar memiliki banyak potensi maritim, salah satunya yaitu terumbu karang yang memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan ekosistem bawah laut.
Untuk itu, program pelestarian lingkungan ini dilakukan dengan menanam terumbu karang jenis Acropora dengan menggunakan media Spider Reef Structure di sekitar Pulau Samalona.
Terumbu karang di Makassar termasuk dalam segitiga terumbu karang yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Namun, kondisinya saat ini sudah tidak sebaik puluhan tahun lalu. Oleh karena itu, penanaman terumbu karang dilakukan sebagai bentuk konservasi lingkungan perairan dan mencegah kerusakan terumbu karang yang lebih luas lagi di masa depan.
TAM telah melakukan konservasi tahap awal dengan menanam 1.800 fragmen terumbu karang dan terus ditingkatkan dengan target 6.000 fragmen terumbu karang. Kawasan terumbu karang yang sehat tersebut diharapkan dapat menjadi semacam “laboratorium laut†untuk mendukung riset kemaritiman.
Adapun bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Makassar, Pinisi bukan hanya sebatas kapal, tapi juga lambang semangat patriotisme dalam menghadapi berbagai gelombang rintangan dalam mewujudkan cita-cita mereka.
"Dan ini adalah potensi yang perlu terus ditingkatkan dalam mewujudkan visi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di lautan seperti pembangunan Poros Maritim yang menjadi program pemerintahan," ucap Henry.
TAM memberikan bantuan dan merancang program agar keberadaan kapal lebih berdaya guna dengan membangun fasilitas edukasi budaya kemaritiman dan konservasi lingkungan untuk pelajar dan generasi muda Kota Makassar.
Bantuan yang diberikan TAM lainnya berupa alat peraga, buku-buku, video, slideshow, poster, dan documentary.
"TAM berharap program Pinisi Bagi Negeri ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan mandiri, serta didukung semua pihak," pungkas Henry Tanoto.
Pinisi Bagi Negeri merupakan bagian dari program Toyota Car for Tree. Sejak 2010, Car for Tree diselenggarakan dengan menyisihkan sebagian keuntungan penjualan setiap unit kendaraan Toyota untuk didonasikan menjadi pohon dan proyek pelestarian lingkungan.
Pada program Car for Tree di Jakarta dan sekitarnya. Pada 2011, telah diresmikan Toyota Toyota Eco Island berupa taman hijau terbuka dengan konsep edu-eco-tainment dan konservasi lingkungan.
Pada 2014, dilanjutkan dengan merevitalisasi Taman Semanggi sebagai salah satu ikon sejarah dan pusat atraksi di Jakarta. Mulai 2017, TAM memperluas cakupan program ke luar Jakarta yang didasarkan pada potensi lokal masing-masing daerah, kegiatan pun tidak lagi terfokus kepada penanaman pohon saja.
TAM berkontribusi terhadap perbaikan terumbu karang di kawasan laut Kota Makassar sekaligus mengedukasi budaya maritim dan konservasi lingkungan kepada generasi muda dan masyarakat dengan merangkul Pemerintah Kota Makassar, Kalla Toyota sebagai founder dealer Toyota di Sulawesi Selatan, serta Yayasan Makassar Skalia.
"Bersama masyarakat dan Pemerintah Kota Makassar serta dealer, kami telah merancang berbagai kegiatan dalam payung Pinisi Bagi Negeri untuk menggali potensi generasi muda dalam melakukan perbaikan lingkugan hidup di kawasan pantai Makassar dan dalam bidang kemaritiman," kata Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, di Makassar, Jumat.
"Sejalan dengan semangat Toyota let’s Go Beyond, program Phinisi Bagi Negeri ini diharapkan hasilnya akan sangat bermanfaat melebihi ekspektasi yang diinginkan masyarakat dan pihak terkait lainnya," kata dia.
Phinisi Bagi Negeri adalah program terpadu pelestarian lingkungan, pendidikan konservasi lingkungan serta kebudayaan maritim dengan menanam terumbu karang di sekitar Pulau Samalona.
Program itu menggunakan kapal phinisi yang menjadi simbol sejarah sekaligus diharapkan bisa menarik minak kalangan muda untuk menaiki kapal sambil mempelajari dan menjaga kebudayaan tradisional masyarakat Bugis-Makassar.
Kapal itu mampu mengangkut sekitar 25 orang siswa pada hari kerja dan wisatawan pada akhir pekan guna mengenalkan program konservasi lingkungan.
Sebelumnya TAM sukses meresmikan Toyota Organic Village berupa program pengembangan desa berbasis pertanian organik dan ramah lingkungan di Desa Mlaten, Demak, Jawa Tengah, pada bulan lalu.
"Jika di Demak kami melihat potensi di bidang pertanian organik, maka di Makassar kami menjalankan program kemaritiman yang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan, khususnya konservasi terumbu karang serta pendidikan kemaritiman dan kebudayaan,†kata Henry.
Terumbu Karang
Kota Makassar memiliki banyak potensi maritim, salah satunya yaitu terumbu karang yang memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan ekosistem bawah laut.
Untuk itu, program pelestarian lingkungan ini dilakukan dengan menanam terumbu karang jenis Acropora dengan menggunakan media Spider Reef Structure di sekitar Pulau Samalona.
Terumbu karang di Makassar termasuk dalam segitiga terumbu karang yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Namun, kondisinya saat ini sudah tidak sebaik puluhan tahun lalu. Oleh karena itu, penanaman terumbu karang dilakukan sebagai bentuk konservasi lingkungan perairan dan mencegah kerusakan terumbu karang yang lebih luas lagi di masa depan.
TAM telah melakukan konservasi tahap awal dengan menanam 1.800 fragmen terumbu karang dan terus ditingkatkan dengan target 6.000 fragmen terumbu karang. Kawasan terumbu karang yang sehat tersebut diharapkan dapat menjadi semacam “laboratorium laut†untuk mendukung riset kemaritiman.
Adapun bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Makassar, Pinisi bukan hanya sebatas kapal, tapi juga lambang semangat patriotisme dalam menghadapi berbagai gelombang rintangan dalam mewujudkan cita-cita mereka.
"Dan ini adalah potensi yang perlu terus ditingkatkan dalam mewujudkan visi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di lautan seperti pembangunan Poros Maritim yang menjadi program pemerintahan," ucap Henry.
TAM memberikan bantuan dan merancang program agar keberadaan kapal lebih berdaya guna dengan membangun fasilitas edukasi budaya kemaritiman dan konservasi lingkungan untuk pelajar dan generasi muda Kota Makassar.
Bantuan yang diberikan TAM lainnya berupa alat peraga, buku-buku, video, slideshow, poster, dan documentary.
"TAM berharap program Pinisi Bagi Negeri ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan mandiri, serta didukung semua pihak," pungkas Henry Tanoto.
Pinisi Bagi Negeri merupakan bagian dari program Toyota Car for Tree. Sejak 2010, Car for Tree diselenggarakan dengan menyisihkan sebagian keuntungan penjualan setiap unit kendaraan Toyota untuk didonasikan menjadi pohon dan proyek pelestarian lingkungan.
Pada program Car for Tree di Jakarta dan sekitarnya. Pada 2011, telah diresmikan Toyota Toyota Eco Island berupa taman hijau terbuka dengan konsep edu-eco-tainment dan konservasi lingkungan.
Pada 2014, dilanjutkan dengan merevitalisasi Taman Semanggi sebagai salah satu ikon sejarah dan pusat atraksi di Jakarta. Mulai 2017, TAM memperluas cakupan program ke luar Jakarta yang didasarkan pada potensi lokal masing-masing daerah, kegiatan pun tidak lagi terfokus kepada penanaman pohon saja.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: