"Ribuan umat yang melakukan persembahyangan secara bergantian di pura kuno peninggalan abad XVI yang lokasinya menjorok ke laut itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara," kata Manajer Operasional Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot, Toya Adnyana, diTabanan, Kamis.
Ia mengatakan, antrean umat untuk melaksanakan persembahyangan itu terjadi sejak pagi hingga malam hari, sehinggga iring-iringan umat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan wisata Tanah Lot.
"Tidak jarang, wisatawan juga mengabadikan momentum, terutama menjelang sore hari, karena kunjungan wisatawan semakin bertambah. Mereka ikut berbaur di bibir pantai bersama umat," ujar Toya Adnyana.
Baca Juga : Kecenderungan selera wisatawan ke Bali berubah
Ia menjelaskan ritual "piodalan" itu menambah daya tarik objek wisata itu, karena banyak pelancong menunggu momentum ritual itu, bahkan mereka rela menunggu seharian untuk dapat mengabadikan kegiatan yang tidak bisa ditemukan di negaranya.
Wisatawan sangat antusias menyaksikan prosesi keagamaan di DTW Tanah Lot. Umat Hindu yang datang dari berbagai daerah di Bali umumnya tiba antara pukul 05.00 - 07.00 Wita, karena saat itu air laut sedang surut.
Puncak kegiatan ritual tersebut dilaksanakan pada Rabu (19/4) sejak 01.00 Wita dinihari sampai 23.00 Wita dengan dipimpin Pemangku Gede Pura tersebut Mangku Semudra.
Suasana pengunjung di obyek wisata Tanah Lot (ANTARA FOTO/Wira Suryantala/nym/kye/15).
Objek wisata Tanah Lot berupa sebuah pura kuno yang lokasinya "bertengger" di atas batu karang Pantai Beraban itu menjadi objek wisata andalan Kabupaten Tabanan.
Objek wisata tersebut selama tahun 2016 mendapat kunjungan sebanyak 3.371.928 wisatawan yang terdiri atas wisatawan mancanegara sejumlah 1.720.490 orang (52 persen) dan wisatawan nusantara sebesar 1.651.438 orang (49 persen).
Baca Juga : Tiongkok salip Australia sebagai terbanyak pasok wisman ke Bali
Jika dibandingkan dengan kunjungan tahun sebelumnya, jumlah itu mengalami peningkatan yang signifikan, karena selama tahun 2015 hanya tercatat 3.179.616 orang.
"Tempat suci umat Hindu, sekaligus objek wisata andalan itu, selama ini memang menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong wajib mengunjunginya," katanya.