Siak budayakan membaca lewat lomba mendongeng
19 April 2017 21:29 WIB
ilustrasi: Hari Dongeng Sedunia Siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) mendengarkan dongeng di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Dongeng Sedunia. (ANTARA FOTO/Atika Fauziyyah)
Siak (ANTARA News) - Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak, Riau mendorong anak-anak untuk menumbuh kembangkan budaya membaca melalui lomba mendongeng cerita rakyat dan pidato berbahasa Melayu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak Wan Fazri Auli, Rabu mengatakan, kegiatan lomba mendongeng dan pidato berbahasa Melayu ini tujuannya untuk mengasah bakat dan kemampuan peserta, serta dapat menumbuh kembangkan semangat dan motivasi budaya membaca, khususnya mengenai cerita rakyat.
"Kami ingin anak-anak di kabupaten Siak memiliki budaya membaca yang tinggi, baik itu cerita rakyat ataupun buku lainnya," kata Wan Azri usai pembukaan lomba yang diselenggarakan di Rumah Baca, Siak.
Lomba mendongeng cerita rakyat yang diperlombakan diantaranya tentang tokoh-tokoh pahlawan atau asal-usul daerah yang ada di bumi Melayu, dengan maksud untuk membudayakan bahasa Melayu agar tidak terlupakan.
"Dengan harapan bahasa Melayu bisa kembali populer ditengah-tengah masyarakat," sebutnya.
Kegiatan lomba ini diikuti 84 orang peserta dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas mewakili kecamatan-kecamatan se Kabupaten Siak, dan berlangsung selama dua hari.
"Dongeng-dongeng dan pidato yang diceritakan atau disampaikan tentu harus mengandung pesan moral dan edukasi sehingga bisa membangun karakter disiplin anak sejak dini," ujarnya pula.
Dia juga mengungkap, melalui ajang ini pihaknya menjaring beberapa peserta yang berbakat untuk diadu kembali ditingkat Provinsi Riau maupun nasional.
Sementara itu Bupati Siak Syamsuar saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, untuk mengembangkan budaya baca dikalangan generasi muda perlu strategi atau upaya yang tepat serta berkesinambungan. Salah satunya melalui lomba-lomba seperti ini.
"Kegiatan lomba minat baca, mendongeng serta berpidato bahasa Melayu ini sangat bagus. Artinya, anak-anak sejak kecil sudah dikenalkan budaya daerah kita khususnya, dan budaya nusantara pada umumnya," kata Syamsuar menjelaskan.
(T.KR-FZR/F012)
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak Wan Fazri Auli, Rabu mengatakan, kegiatan lomba mendongeng dan pidato berbahasa Melayu ini tujuannya untuk mengasah bakat dan kemampuan peserta, serta dapat menumbuh kembangkan semangat dan motivasi budaya membaca, khususnya mengenai cerita rakyat.
"Kami ingin anak-anak di kabupaten Siak memiliki budaya membaca yang tinggi, baik itu cerita rakyat ataupun buku lainnya," kata Wan Azri usai pembukaan lomba yang diselenggarakan di Rumah Baca, Siak.
Lomba mendongeng cerita rakyat yang diperlombakan diantaranya tentang tokoh-tokoh pahlawan atau asal-usul daerah yang ada di bumi Melayu, dengan maksud untuk membudayakan bahasa Melayu agar tidak terlupakan.
"Dengan harapan bahasa Melayu bisa kembali populer ditengah-tengah masyarakat," sebutnya.
Kegiatan lomba ini diikuti 84 orang peserta dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas mewakili kecamatan-kecamatan se Kabupaten Siak, dan berlangsung selama dua hari.
"Dongeng-dongeng dan pidato yang diceritakan atau disampaikan tentu harus mengandung pesan moral dan edukasi sehingga bisa membangun karakter disiplin anak sejak dini," ujarnya pula.
Dia juga mengungkap, melalui ajang ini pihaknya menjaring beberapa peserta yang berbakat untuk diadu kembali ditingkat Provinsi Riau maupun nasional.
Sementara itu Bupati Siak Syamsuar saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, untuk mengembangkan budaya baca dikalangan generasi muda perlu strategi atau upaya yang tepat serta berkesinambungan. Salah satunya melalui lomba-lomba seperti ini.
"Kegiatan lomba minat baca, mendongeng serta berpidato bahasa Melayu ini sangat bagus. Artinya, anak-anak sejak kecil sudah dikenalkan budaya daerah kita khususnya, dan budaya nusantara pada umumnya," kata Syamsuar menjelaskan.
(T.KR-FZR/F012)
Pewarta: Fazar Muhardi dan Nella Marni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: