Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto menilai sejumlah sektor industri cocok menerapkan sistem revolusi industri keempat (Industry 4.0), antara lain elektronik dan otomotif.

"Perbaikan konsep produksi di assembly line terkait produk-produk eletronik ataupun otomotif. Itu sektor pertama yang sangat memanfaatkan itu," tutur dia di Jakarta, Selasa. "(Di sektor otomotif) itu satu line bisa produksi tiga atau empat tipe yang berbeda dalam waktu bersamaan (industri otomotif). Itu yang disebut flexible manufacturing," sambung Airlangga.

Selain otomotif, sektor makanan dan minuman serta industri kimia juga cocok menerapkan sistem digitalisasi (Industry 4.0). Airlangga pernah mengatakan, melalui digitalisasi, industri makanan dan minuman menjadi lebih berkembang karena didukung kemudahan distribusi dan informasi produk.



Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri) didampingi Founder & CEO of Knowledge Raven Management GmbH Kai Mertins (ketiga kiri) dan Kepala BPPI Haris Munandar (kanan) melihat pameran teknologi industri dalam "Workshop of Industry 4.0 Implementation in Indonesia" di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (18/4/2017).


"Industri kimia biasanya otomatisasinya tinggi, sehingga kita melihat pengolahan di control room. Tidak adalagi pekerja yang mengatur produk melalui lab dan sebagainya. Seluruhnya dilakukan secara otomatis," kata Airlangga.

"Dulu, secara fisik harus di control room, sekarang juga bisa dikontrol di laptop atau smartphone. Dengan demikian control room yang kompleks bisa dikurangi," imbuh dia. Beberapa sektor lain seperti semen dan permesinan juga cocok mengadopsi sistem digital.

Baca juga: (Indonesia butuh ini agar sistem Industry 4.0 terlaksana)


Baca juga: (Menteri perindustrian bantah sistem industry 4.0 kurangi jumlah tenaga kerja)