Rashidin (ANTARA News) - Hampir 70 anak-anak termasuk di antara orang-orang yang tewas ketika bom mobil bunuh diri menghantam beberapa bus yang membawa pengungsi dari kota yang diduduki rezim dan sedang dikepung di Suriah, ungkap badan pengawas pada Minggu (16/4).

Ledakan pada Sabtu menghantam konvoi yang membawa warga dari Kota Fuaa dan Kafraya saat mereka sedang menunggu di tempat transit di Rashidin yang diduduki pemberontak, di bagian barat Aleppo.

Sedikitnya 68 anak termasuk di antara 126 orang yang tewas dalam serangan itu, ungkap Observatorium HAM Suriah, merevisi jumlah 112 korban tewas sebelumnya.

Sebanyak 109 dari korban tewas adalah pengungsi, ungkap badan pengawas yang berbasis di Inggris tersebut, sementara lainnya adalah sukarelawan dan pemberontak yang mengawal konvoi.

Evakuasi dilakukan di bawah kesepakatan antara rezim dan pemberontak Suriah, yang juga mengawasi evakuasi warga dan pemberontak dari Madaya dan Zabadani, dua kota di dekat Damaskus yang dikepung oleh pasukan prorezim.

Kesepakatan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian kesepakatan evakuasi, yang dianggap oleh Presiden Bashar al Assad sebagai cara terbaik untuk mengakhiri aksi kekerasan setelah lebih dari enam tahun perang saudara.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, sementara kelompok pemberontak Ahrar al Sham juga membantah telah terlibat. Pemerintah menuding "teroris"- istilah yang biasa mereka tujukan untuk lawan-lawan mereka.

Observatorium HAM Suriah, yang mengandalkan jaringan sumber di dalam Suriah untuk memantau konflik, mengatakan ratusan orang juga luka-luka dalam ledakan tersebut, demikian AFP.