Debat terakhir Pilkada DKI diharap fokus ke visi misi, bukan sekadar hiburan
12 April 2017 07:53 WIB
Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Debat calon gubernur-calon wakil gubernur dalam rangkaian pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu malam.
Pengamat politik dan Direktur Pusat Studi Politik dan Sosial (Puspol) Indonesia Ubedilah Badrun berharap acara debat bertema "Dari Masyarakat untuk Jakarta" yang akan disiarkan oleh 11 televisi swasta dan TVRI itu tidak hanya bisa menjadi hiburan.
Lewat surel pada Selasa malam (11/4), pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu mengatakan bahwa akan lebih baik kalau dalam debat kali ini para panelis dan moderator bisa menggali visi dan misi para calon secara lebih mendalam.
"Miris jika kemudian debat putaran dua hanya menjadi forum hiburan...Saya kira kita semua yang masih memiliki harapan bagi kemajuan Jakarta tidak ingin debat putaran kedua ini terjadi seperti itu," katanya.
Ia melanjutkan, "Karena spirit debat putaran kedua adalah pendalaman visi misi dan pendalaman program, maka perdebatannya harus menohok persoalan pokok Jakarta dan apakah detail program cagub-cawagub bisa menjawab persoalan pokok Jakarta tersebut."
Harapannya, para panelis dan moderator bisa mengungkap jawaban para calon pemimpin daerah atas masalah-masalah substantif di DKI Jakarta.
"Misalnya tentang seberapa detail program cagub-cawagub secara sistemik mampu mengatasi kesenjangan sosial ekonomi DKI Jakarta," kata Ubedilah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat putaran kedua dengan melibatkan elemen masyarakat untuk hadir dan memberikan pertanyaan langsung kepada pasangan calon.
"Polanya memang akan sedikit menghibur masyarakat karena ada riuh unsur masyarakat yang diwadahi aspirasinya dan tentu akan ada riuh pendukung," kata Ubedilah, berharap para peserta debat bisa menjawab pertanyaan menggunakan kosakata terstruktur dan menghindari pengulangan kalimat.
Pengamat politik dan Direktur Pusat Studi Politik dan Sosial (Puspol) Indonesia Ubedilah Badrun berharap acara debat bertema "Dari Masyarakat untuk Jakarta" yang akan disiarkan oleh 11 televisi swasta dan TVRI itu tidak hanya bisa menjadi hiburan.
Lewat surel pada Selasa malam (11/4), pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu mengatakan bahwa akan lebih baik kalau dalam debat kali ini para panelis dan moderator bisa menggali visi dan misi para calon secara lebih mendalam.
"Miris jika kemudian debat putaran dua hanya menjadi forum hiburan...Saya kira kita semua yang masih memiliki harapan bagi kemajuan Jakarta tidak ingin debat putaran kedua ini terjadi seperti itu," katanya.
Ia melanjutkan, "Karena spirit debat putaran kedua adalah pendalaman visi misi dan pendalaman program, maka perdebatannya harus menohok persoalan pokok Jakarta dan apakah detail program cagub-cawagub bisa menjawab persoalan pokok Jakarta tersebut."
Harapannya, para panelis dan moderator bisa mengungkap jawaban para calon pemimpin daerah atas masalah-masalah substantif di DKI Jakarta.
"Misalnya tentang seberapa detail program cagub-cawagub secara sistemik mampu mengatasi kesenjangan sosial ekonomi DKI Jakarta," kata Ubedilah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat putaran kedua dengan melibatkan elemen masyarakat untuk hadir dan memberikan pertanyaan langsung kepada pasangan calon.
"Polanya memang akan sedikit menghibur masyarakat karena ada riuh unsur masyarakat yang diwadahi aspirasinya dan tentu akan ada riuh pendukung," kata Ubedilah, berharap para peserta debat bisa menjawab pertanyaan menggunakan kosakata terstruktur dan menghindari pengulangan kalimat.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: