BNPT: sembilan rencana aksi teror digagalkan selama 2016-2017
11 April 2017 09:45 WIB
Penangkapan Terduga Teroris Di Sumut. Personel Brimob Polda Sumut melakukan penjagaan saat berlangsung pemeriksaan seorang terduga teroris di Makobrimob Polda Sumut di Medan, Sumatra Utara, Rabu (21/12/2016). Tim gabungan Densus 88 Anti Teror Polri dan Polda Sumut menangkap seorang yang diduga terlibat dalam jaringan teroris kelompok Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa, berinisial SY (27), di Deli Tua Dusun III Aji Baho, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang, Sumut. (ANTARA /Septianda Perdana)
Jakarta (ANTARA News) - Sembilan rencana aksi teror berhasil digagalkan aparat keamanan sepanjang 2016-2017 menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menangani masalah terorisme, kata Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin.
"Ini fakta dan itu diakui serta diapresiasi dunia," kata Hamidin saat membuka Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 di Bandung, Jawa Barat, Senin (10/4) malam, sebagaimana dikutip dalam siaran pers.
Kasus mutakhir adalah dilumpuhkannya enam orang terduga teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4), setelah sehari sebelumnya, Jumat (7/4), polisi menangkap tiga orang terduga teroris di Lamongan.
Sementara pada pekan yang sama terjadi serangan bom di Gereja Kristen Koptik di Mesir dan serangan menggunakan truk di Stockholm, Swedia.
Artinya, kata mantan Kapolres Jakarta Pusat itu, secara kuantitas dan kualitas pencegahan terorisme Indonesia cukup mumpuni.
"Saat saya menghadiri dan memberikan paparan pada konferensi pencegahan terorisme di India beberapa waktu lalu, tak satu pun dari negara hadir yang tidak memberikan apresiasi kepada Indonesia atas keberhasilan menggagalkan beberapa rencana aksi teror," katanya.
Baca juga: (Aksi teror sudah cenderung menurun menurut BNPT)
Baca juga: (BNPT laporkan penanggulangan terorisme Jatim kepada Presiden)
Terkait dengan pelatihan duta damai dunia maya, Hamidin mengatakan perkembangan teknologi komunikasi saat ini pun dimanfaatkan oleh kelompok radikal teroris untuk menyebarkan proganda bahkan merekrut anggota melalui dunia maya.
Oleh karena itu, BNPT merasa perlu melakukan pencegahan dan kontraradikalisasi di dunia maya dengan melibatkan banyak kalangan. Menurut Hamidin propaganda di dunia maya bisa membalik fakta dan mengubah pemahaman orang tentang peristiwa sebenarnya.
Ia mengatakan penangkapan terduga teroris di Lamongan dan pelumpuhan enam terduga teroris di Tuban setelah sebelumnya dilakukan pengepungan selama lima jam oleh Densus 88 bisa jadi lain cerita apabila bocor dan diputarbalikkan faktanya di dunia maya.
"Bila apa yang terjadi itu tersebar di dunia maya dan orang mempercayai (fakta yang telah diputarbalikkan) itu maka yang terjadi kemudian polisi melanggar HAM," kata Hamidin.
Sementara itu, Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Sujatmiko mengatakan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 di Bandung diikuti 60 peserta, terdiri dari 20 orang programer, 30 blogger, 20 desainer komunikasi visual.
"Melalui Duta Damai Dunia Maya inilah kami berharap bisa membanjiri dunia maya dengan konten damai," kata Sujatmiko.
"Ini fakta dan itu diakui serta diapresiasi dunia," kata Hamidin saat membuka Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 di Bandung, Jawa Barat, Senin (10/4) malam, sebagaimana dikutip dalam siaran pers.
Kasus mutakhir adalah dilumpuhkannya enam orang terduga teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4), setelah sehari sebelumnya, Jumat (7/4), polisi menangkap tiga orang terduga teroris di Lamongan.
Sementara pada pekan yang sama terjadi serangan bom di Gereja Kristen Koptik di Mesir dan serangan menggunakan truk di Stockholm, Swedia.
Artinya, kata mantan Kapolres Jakarta Pusat itu, secara kuantitas dan kualitas pencegahan terorisme Indonesia cukup mumpuni.
"Saat saya menghadiri dan memberikan paparan pada konferensi pencegahan terorisme di India beberapa waktu lalu, tak satu pun dari negara hadir yang tidak memberikan apresiasi kepada Indonesia atas keberhasilan menggagalkan beberapa rencana aksi teror," katanya.
Baca juga: (Aksi teror sudah cenderung menurun menurut BNPT)
Baca juga: (BNPT laporkan penanggulangan terorisme Jatim kepada Presiden)
Terkait dengan pelatihan duta damai dunia maya, Hamidin mengatakan perkembangan teknologi komunikasi saat ini pun dimanfaatkan oleh kelompok radikal teroris untuk menyebarkan proganda bahkan merekrut anggota melalui dunia maya.
Oleh karena itu, BNPT merasa perlu melakukan pencegahan dan kontraradikalisasi di dunia maya dengan melibatkan banyak kalangan. Menurut Hamidin propaganda di dunia maya bisa membalik fakta dan mengubah pemahaman orang tentang peristiwa sebenarnya.
Ia mengatakan penangkapan terduga teroris di Lamongan dan pelumpuhan enam terduga teroris di Tuban setelah sebelumnya dilakukan pengepungan selama lima jam oleh Densus 88 bisa jadi lain cerita apabila bocor dan diputarbalikkan faktanya di dunia maya.
"Bila apa yang terjadi itu tersebar di dunia maya dan orang mempercayai (fakta yang telah diputarbalikkan) itu maka yang terjadi kemudian polisi melanggar HAM," kata Hamidin.
Sementara itu, Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Sujatmiko mengatakan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 di Bandung diikuti 60 peserta, terdiri dari 20 orang programer, 30 blogger, 20 desainer komunikasi visual.
"Melalui Duta Damai Dunia Maya inilah kami berharap bisa membanjiri dunia maya dengan konten damai," kata Sujatmiko.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: