Wapres JK harapkan forum IDB bahas strategi perubahan
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kedua kiri), Gubernur Bali, Made Mangku Pastika (kiri), Presiden IDB, Bandar Bin Mummad Hamzah Hajjar (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur, Emma Sri Martini memukul kendang saat pembukaan pertemuan forum bank-bank pembangunan Islam atau The3rd Islamic Development Bank (IDB) Member Countries Sovereign Investments Forum di Nusa Dua, Bali, Senin (10/4/2017). Pertemuan yang digelar selama tiga hari tersebut diikuti oleh 57 negara dengan salah satu agenda pembahasan yakni pembiayaan syariah untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. (ANTARA /Wira Suryantala)
"Dengan berubahnya pemikiran negara-negara tentu pola perdagangan dan investasi akan berubah. Kita harapkan pertemuan semacam ini membahas perubahan itu dan strategi untuk mengatasinya," kata Wapres Kalla saat membuka pertemuan tersebut di Nusa Dua, Bali, Senin.
Dia mengatakan perubahan dunia sangat cepat terjadi dewasa ini, dimana perlemahan ekonomi dunia mempengaruhi perdagangan dan investasi di banyak negara.
Perubahan yang mendasar dalam hal pikiran banyak negara yang terbalik dari apa yang telah dijalani sebelumnya, ujar Wapres.
"Seperti negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat dan Eropa yang selalu menyerukan kebebasan dan perdagangan bebas, sekarang justru ingin proteksionis. Sedangkan negara sosialis justru ingin perdagangan lebih bebas," katanya.
Selain itu, di banyak negara juga timbul masalah Islamophobia dan konflik yang terjadi antara anggota OKI, IDB, serta konflik di internal negara masing-masing yang memiliki risiko.
Untuk mengakhiri itu, menurut Wapres adalah persatuan, makanya dibentuk forum IDB tersebut sebagai upaya bersama memperkuat negara-negara Islam.
"Dalam suasana hari ini di mana dunia banyak berubah, tentu pertemuan seperti ini berikan kita semua banyak harapan untuk mencapai tujuan-tujuan kita bersama," kata Wapres.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017