Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) untuk mendorong investasi dalam bidang infrastruktur yang sedang didorong oleh pemerintah.

"Pemerintah sedang menyiapkan mekanisme untuk mengundang investasi dari negara SWF serta swasta untuk bermitra dalam skema KPBU," kata Sri Mulyani dalam acara Forum Grand Official Opening The 3rd IDB Member Countries Sovereign Investment Forum di Nusa Dua, Bali, Senin.

Sri Mulyani mengatakan pembangunan infrastruktur memiliki manfaat untuk mendorong kinerja perekonomian, namun kebutuhan dana infrasruktur yang besar tidak bisa dipenuhi sepenuhnya oleh pemerintah melalui APBN.

Untuk itu, pemerintah bisa memanfaatkan partisipasi sektor swasta, termasuk menggunakan dana SWF yang dikelola oleh negara-negara anggota Bank Pembangunan Islam (IDB), agar pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.

"Indonesia memiliki peluang untuk menggunakan dana SWF untuk pembiayaan infrastruktur. Perbaikan iklim berusaha juga telah dilakukan karena ini merupakan langkah komplementer untuk menciptakan lingkungan ramah investasi," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengharapkan dalam forum yang diselenggarakan IDB pada 10-12 April 2017 ini bisa menarik keterlibatan peserta yang memiliki dana SWF dan memberikan manfaat bagi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Dana SWF merupakan dana abadi yang dimiliki pemerintah yang diinvestasikan ke instrumen deposito, saham, obligasi, properti, logam mulia untuk mendapatkan bunga, saham atau instrumen pendapatan dalam bentuk lain.

Sumber dana pokok yang merupakan dana abadi tersebut bisa berasal dari dana APBN maupun penerimaan dari sumber daya alam seperti minyak dan gas atau dari sumber-sumber penerimaan lainnya yang sah.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden IDB Bandar al Hajjar menambahkan saat ini kebutuhan pembiayaan infrastruktur bagi negara IDB mengalami defisit sebesar 200 miliar-220 miliar dolar AS, yang bisa dipenuhi melalui komitmen dengan swasta maupun lembaga multilateral lainnya.

Ia juga memastikan pembiayaan infrastruktur tersebut bisa dipenuhi melalui 78 dana abadi SWF, yang sebanyak 32 diantaranya dikelola oleh negara IDB. Pembentukan SWF saat ini tidak terbatas oleh negara-negara penghasil minyak bumi.

Dengan mempertimbangkan pengalaman dari SWF, minat investasi global, dan kebutuhan negara anggota untuk peluang pembiayaan, IDB menggelar forum investasi berdaulat sebagai forum tahunan di salah satu negara anggota dalam rangka mengintensifkan investasi bersama.

"Harapannya lebih banyak SWF akan didirikan dan kemitraan investasi yang kuat antara lembaga kami untuk membangun dan memperkuat keanggotaan," kata Bandar.

Bandar juga mengatakan IDB telah menyetujui skema pembiayaan 127,3 miliar dolar AS pada 2016 untuk mendorong kinerja sektor energi, pertanian, pendidikan, keuangan maupun air di berbagai negara Timur Tengah, Asia dan Afrika Sub Sahara.

Dalam acara tersebut, ikut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara IDB dengan PT Sarana Multi Infrastruktur untuk investasi proyek pembangunan di Indonesia dengan potensi pembiayaan hingga satu miliar dolar AS.

(T.S034/A011)