Nganjuk (ANTARA News) - Tim SAR, BPBD Kabupaten Nganjuk serta relawan akan memfokuskan pencarian korban longsor Nganjuk, Jawa Timur pada satu titik yang diduga ada tubuh korban.

"Nanti akan kami coba dengan tim kecil yang profesional fokus pada satu korban, tidak lima korban sekaligus, karena saksi mata menunjukkan bahwa ayahnya berada di situ, sehingga memudahkan pencarian," kata Deputi bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB) Tri Budiarto di lokasi bencana, Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin.

Ia mengakui dalam pencarian korban terdapat beragam kendala. Misalnya, akses masuk ke lokasi bencana yang sulit, karena medan yang sempit dan di wilayah perbukitan, hingga ada indikasi rekahan.

"Belum gunakan alat berat, dan ada indikasi jalur rekahan juga, sehingga keselamatan juga lebih penting daripada upaya untuk mencari. Siapa yang membantu, kami pastikan yang bersangkutan pasti selamat," ucapnya.

Ia juga menambahkan, dalam upaya pencarian juga selalu koordinasi dengan BMKG. Jika suasana tidak memungkinkan, misalnya, mendung, pencarian korban tertimbun akan dihentikan.

Proses pencaran korban tertimbun, lanjut dia, akan dilakukan dengan durasi hingga 14 hari. Jika sebelum 14 hari seluruh korban sudah ditemukan, pencarian secara otomatis berhenti. Namun, jika hingga 14 hari belum ditemukan, akan dikoordinasikan lagi untuk perpanjangan tanggap darurat atau berhenti.

Ia juga mengatakan, pada hari kedua ini, proses pencarian korban sempat dihentikan sementara. Hal itu dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, misalnya, terbentuknya danau akibat terbendungnya sungai karena longsor, serta ada indikasi terbentuknya rekahan tersebut.

Tim juga sempat berdialog mencari solusi terbaik pencarian korban dan diputuskan fokus pada satu titik tersebut, dengan jumlah personel yang cukup minim saat turun ke bawah. Hal itu sebagai upaya mengantisipasi medan yang sulit.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, tepatnya di areal Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 10 meter, Minggu (9/4).

Dalam musibah tersebut, ada lima warga yang tertimbun. Mereka ialah Paidi (55), warga Dusun Njati, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos. Sementara, empat warga lainnya yang diduga ikut tertimbun yaitu Kodri (15), Doni (23), Dwi (17), dan Bayu (14), yang semuanya warga Dusun Sumber Bendo, desa setempat.

Longsor terjadi dengan luas sekitar 3 hektare lahan, sementara secara keseluruhan yang rawan ada sekitar 7 hektare. Lokasi itu mayoritas ditanami cengkih serta mangga.