Lamongan (ANTARA News) - Sebanyak 10 personel Brimob Polda Jawa Timur, masih bersiaga di Polsek Paciran, Kabupaten Lamongan untuk melakukan penjagaan setelah Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di Kecamatan Paciran, pada 7 April.

Kapolsek Paciran, AKP Fandhil, di Lamongan, Minggu, menjelaskan sebanyak 10 personel penempatannya di polsek tidak di lokasi kediaman terduga teroris.

Menurut dia, kemungkinan adanya penempatan personel Brimob Polda Jawa Timur, di Polsek Paciran, karena jumlah personel di polsek terbatas.

"Ya mungkin personel polsek jumlahnya terbatas kemudian ditempatkan di polsek. Soal sampai kapan ya saya tidak tahu karena kewenangan Densus 88," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, personel Brimob Polda Jawa Timur itu, hanya sebatas mengawasi kediaman Zainal Anshori warga Lingkungan Gowah, RT3/RW5, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan.

Selain itu, kediaman Hendis Efendi warga Lingkungan Semangu RT6/RW6, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan dan satu terduga teroris atas nama Hasan.

"Personel Brimob Polda Jawa Timur dari Tandes ini bertugas ya sejak ada pengerebekan di kediaman Zainal Anshori di Desa Belimbing," ucapnya menambahkan.

Ia menambahkan di dua kediaman terduga teroris Zainal Anshori dan Hendis Efendi sudah tidak ada lagi garis polisi.

"Garis polisi sudah dilepas sore hari (Jumat) setelah kejadian penangkapan," kata Seorang warga Desa Belimbing, Kecamatan Pasiran, Lamongan, Nurfastun.

Nurfastun yang kediamannya tidak jauh dari Anshori itu mengaku tidak tahu banyak tentang Zainal Anshori, karena tidak banyak bergaul dengan tetangganya.

"Kalau ketemu saya ya biasa jarang menyapa," ucapnya.

Ia juga mengaku tidak tahu pasti pekerjaan pasti Zainal Anshori, tetapi istrinya di rumah membuka toko pracangan yang menjual berbagai aneka sembako.

"Rumahnya masuk gang itu, tapi sekarang jarang membuka warung pracangannya," tambahnya.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Machfud Arifin, sebelumnya di Mapolres Tuban, menjelaskan bahwa tujuh terduga teroris, yang enam tewas merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Mereka melakukan balas dendam, karena pimpinannya di Lamongan ditangkap Densus 88," jelas dia.

(T.KR-SAS/T013)