150 anak berkebutuhan khusus ikuti "Festival Anak Istimewa"
8 April 2017 21:51 WIB
Seorang anak penderita autisme merangkai manik-manik untuk di jadikan gelang pada kampanye kegiatan Hari Peduli Autis Internasional di Anjungan Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/4/2017). Kampanye peduli autis tersebut dimaksudkan agar lebih banyak warga khususnya orang tua lebih paham tentang autisme agar anak dengan gejala autisme dapat terdeteksi sedini mungkin. (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)
Sleman (ANTARA News) - Sebanyak 150 anak berkebutuhan khusus mengikuti "Festival Ajang Bakat Anak Istimewa" di halaman Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diselenggarakan Forum Komunikasi Orang Tua dan Anak Masyarakat Peduli Autis Yogyakarta, Sabtu.
"Festival Ajang Bakat Anak Istimewa ini digelar untuk memperingati Hari Autis," kata Ketua Panitia Festival Ajang Bakat Anak Istimewa Rita Ekawati.
Menurut dia, kegiatan ini mengajak anak-anak untuk berkompetisi di sejumlah bidang yang meliputi fotografi, menggambar, mewarnai, dan pentas seni.
Ia mengatakan festival ini menjadi wadah anak penyandang autis untuk menunjukan bakat serta kemampuan yang dimilikinya. Dengan adanya ruang yang diberikan, anak-anak tersebut bisa mengekspresikan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
"Sementara bagi masyarakat dengan festival bisa mendapatkan tambahan wawasan sehingga bisa menerima kehadiran para penyandang autis yang ada di sekitarnya," katanya.
Rita mengatakan kombinasi penerimaan yang pas baik dari penyandang, keluarga maupun masyarakat diharapkan bisa mendorong harmonisasi kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Kegiatan ini merupakan kampanye agar semua pihak bisa menerima kehadiran anak-anak kita sehingga harmonisasi bisa terbangun di tengah masyarakat," katanya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berharap festival yang digelar bukan hanya menjadi sarana seremonial rutinitas tahunan, tetapi harus dimanfaatkan menjadi sarana mengedukasi masyarakat secara luas.
"Dengan edukasi yang dilakukan semua pihak bisa menerima dan bisa berharmonisasi dengan anak-anak kita," katanya.
Menurut dia, pendidikan dan pemahaman tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tetapi juga kepada keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar ada kemampuan dari orang tua untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh anak.
"Orang tua memiliki kemampuan untuk mengarahkan anak dan tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada guru pendamping. Informasi dan edukasi dapat diberikan kepada orang tua untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk mengarahkan dan memaksimalkan kemampuan anak dalam mempersiapkan mereka agar dapat mandiri di tengah-tengah masyarakat," katanya.
"Festival Ajang Bakat Anak Istimewa ini digelar untuk memperingati Hari Autis," kata Ketua Panitia Festival Ajang Bakat Anak Istimewa Rita Ekawati.
Menurut dia, kegiatan ini mengajak anak-anak untuk berkompetisi di sejumlah bidang yang meliputi fotografi, menggambar, mewarnai, dan pentas seni.
Ia mengatakan festival ini menjadi wadah anak penyandang autis untuk menunjukan bakat serta kemampuan yang dimilikinya. Dengan adanya ruang yang diberikan, anak-anak tersebut bisa mengekspresikan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
"Sementara bagi masyarakat dengan festival bisa mendapatkan tambahan wawasan sehingga bisa menerima kehadiran para penyandang autis yang ada di sekitarnya," katanya.
Rita mengatakan kombinasi penerimaan yang pas baik dari penyandang, keluarga maupun masyarakat diharapkan bisa mendorong harmonisasi kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Kegiatan ini merupakan kampanye agar semua pihak bisa menerima kehadiran anak-anak kita sehingga harmonisasi bisa terbangun di tengah masyarakat," katanya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berharap festival yang digelar bukan hanya menjadi sarana seremonial rutinitas tahunan, tetapi harus dimanfaatkan menjadi sarana mengedukasi masyarakat secara luas.
"Dengan edukasi yang dilakukan semua pihak bisa menerima dan bisa berharmonisasi dengan anak-anak kita," katanya.
Menurut dia, pendidikan dan pemahaman tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tetapi juga kepada keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar ada kemampuan dari orang tua untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh anak.
"Orang tua memiliki kemampuan untuk mengarahkan anak dan tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada guru pendamping. Informasi dan edukasi dapat diberikan kepada orang tua untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk mengarahkan dan memaksimalkan kemampuan anak dalam mempersiapkan mereka agar dapat mandiri di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: