Truk barang tabrak kerumunan di Stockholm, tiga tewas
7 April 2017 23:36 WIB
Peta kawasan Drottninggatan, di Stockholm, Swedia. Kawasan ini sarat dengan pebisnis dan wisatawan. Di ujung jalan utama Stockholm ini terdapat istana Raja Carl XVI Gustaf. Truk barang menabrak kerumunan orang dengan tiga korban tewas, Jumat petang waktu setempat. (wikipedia.org)
Jakarta (ANTARA News) - Paling tidak tiga orang tewas dalam serangan dengan memakai truk barang yang ditabrakkan ke kerumunan orang di daerah padat sekaligus wisata Drottninggattan, di Stockholm, Swedia, Jumat.
Korban-korban ditutupi selimut sementara darah berceceran di dekat truk yang dipakai untuk menyerang, di samping satu pusat perbelanjaan besar di jalan utama itu, Ahlens.
Truk barang yang diketahui kemudian hasil bajakan dari pabrik bir Spendrups menabrak kerumunan orang di jalan itu. “Saya sedang berjalan saat satu truk pengangkut besar menabrak, entah dari mana,†kata seorang saksi mata, seturut koran setempat, Aftonbladet, dikutip di Jakarta.
“Saya tidak bisa melihat siapa yang mengemudikan truk pengangkut yang tidak terkendali itu. Saya lihat dua orang lari. Saya berusaha berlari secepat mungkin dari sana,†kata saksi itu.
Sementara Jan Granroth, saksi lain yang dikutip keterangannya, menyatakan, “Kami duduk di dalam toko sepatu saat mendengar sesuatu… lalu orang-orang berteriak keras.†Saksi lain menyatakan, ratusan orang berlari menyelamatkan diri keluar dari pusat perbelanjaan itu.
Polisi setempat menyatakan, mereka belum bisa menentukan tersangka kecuali bahwa orang itu lari ke jaringan transportasi umum, memakai jaket hijau dengan tudung kelabu dan sepatu putih. Semua jaringan transportasi publik di sana lalu dihentikan dan polisi memerintahkan semua orang meninggalkan stasiun pusat Stockholm.
Serangan memakai bus, truk, atau mobil berukuran besar mengingatkan pada serangan di Nice, Prancis, dan Berlin, Jerman, tahun lalu, hanya dua pekan sesudah aksi mematikan serupa terjadi di Jembatan Westminster, di London, Inggris. Pelakunya diketahui bernama Khalid Masood. Semua teror ini dikaitkan dengan ISIS namun untuk kasus terakhir di Stockholm belum ada yang mengklaim.
Pada 2010, percobaan pemboman pernah terjadi di Stockholm dengan korban tunggal, yaitu pelaku itu sendiri.
Korban-korban ditutupi selimut sementara darah berceceran di dekat truk yang dipakai untuk menyerang, di samping satu pusat perbelanjaan besar di jalan utama itu, Ahlens.
Truk barang yang diketahui kemudian hasil bajakan dari pabrik bir Spendrups menabrak kerumunan orang di jalan itu. “Saya sedang berjalan saat satu truk pengangkut besar menabrak, entah dari mana,†kata seorang saksi mata, seturut koran setempat, Aftonbladet, dikutip di Jakarta.
“Saya tidak bisa melihat siapa yang mengemudikan truk pengangkut yang tidak terkendali itu. Saya lihat dua orang lari. Saya berusaha berlari secepat mungkin dari sana,†kata saksi itu.
Sementara Jan Granroth, saksi lain yang dikutip keterangannya, menyatakan, “Kami duduk di dalam toko sepatu saat mendengar sesuatu… lalu orang-orang berteriak keras.†Saksi lain menyatakan, ratusan orang berlari menyelamatkan diri keluar dari pusat perbelanjaan itu.
Polisi setempat menyatakan, mereka belum bisa menentukan tersangka kecuali bahwa orang itu lari ke jaringan transportasi umum, memakai jaket hijau dengan tudung kelabu dan sepatu putih. Semua jaringan transportasi publik di sana lalu dihentikan dan polisi memerintahkan semua orang meninggalkan stasiun pusat Stockholm.
Serangan memakai bus, truk, atau mobil berukuran besar mengingatkan pada serangan di Nice, Prancis, dan Berlin, Jerman, tahun lalu, hanya dua pekan sesudah aksi mematikan serupa terjadi di Jembatan Westminster, di London, Inggris. Pelakunya diketahui bernama Khalid Masood. Semua teror ini dikaitkan dengan ISIS namun untuk kasus terakhir di Stockholm belum ada yang mengklaim.
Pada 2010, percobaan pemboman pernah terjadi di Stockholm dengan korban tunggal, yaitu pelaku itu sendiri.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: