Serang (ANTARA News) - China National Oil Offshore Company. South East Sumatera (CNOOC SES) Ltd optimistis tetap memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilegon, Banten kendati kontrak selama 15 tahun akan berakhir September 2018.

Senior Head of Gas Operation dan Commercial CNOOC SES Ltd Muhammad Salman di Serang, Kamis mengakui hingga saat ini belum ada pembicaraan antara pihaknya dengan PT Indonesia Power selaku operator PLTGU Cilegon untuk memperpanjang pasokan gas.

Salman merujuk kepada salah satu PLTGU di Jakarta yang tetap mendapatkan pasokan gas dari PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, kendati kontrak telah berakhir pada Pebruari 2017.

Dia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan lapangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di PLTGU Cilegon, Desa Margasari, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang.

Sementera itu Manajer Operasi PLTGU Cilegon Hadi Widodo mengatakan pemasokan gas menjadi wewenang PT PLN terutama yang membidangi energi primer.

"Kami hanya mengoperasikan PLTGU. Suplai gas nanti tanya ke PLN saja," katanya kepada wartawan di lokasi PLTGU Cilegon.

PLTGU Cilegon memiliki kapasitas 740 megawatt yang dihasilkan oleh tiga mesin pembangkit yang semuanya menggunakan gas.

CNOOC memasok 80 MMBTU (million million british thermal uniT )ke PLTGU Cilegon, sedangkan PT PGN memasok 30 MMBTU per hari. Kontrak CNOOC akan berakhir 5 September 2017, sedangkan kontrak dengan PGN diperbaharui setiap tahun.

Dengan begitu, CNOOC menjadi pemasok sebagian besar gas untuk PLTGU Cilegon. Gas tersebut berasal dari Blok South East Sumatera, sekitar 60 km arah utara Cilegon yang berada di Laut Jawa.

Sementara itu, General Manager PLTGU Cilegon Zuhdi Rahmanto mengatakan listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jalur transmisi 150 KV ke sistem Jawa Bali.

"Listrik ini dinikmati di Banten dan sekitarnya dengan fokus untuk industri," katanya.

Zuhdi mengatakan PLTGU merupakan satu-satunya pembangkit di Banten yang mengunakan gas sebagai bahan bakar sebab pembangkit lain seperti PLTU Labuhan atau PLTU Suralaya 1-8 menggunakan batubara.

"PLTGU Cilegon cukup efisien. Dua mesin pembangkit gas itu menghasilkan panas buangan yang bisa dipakai untuk menggerakkan pembangkit uap. Panas buangan bisa 600 cm," katanya.

(T.S027/A011)