Ponorogo (ANTARA News) - Seratusan warga dan relawan bencana di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis menggelar istighatsah dan shalat gaib berjamaah mendoakan 28 warga yang dinyatakan hilang belum ditemukan diduga meninggal tertimbun tanah longsor.

Ritual istighatsah dan shalat gaib dilakukan di Masjid Jami Desa Banaran yang berlokasi sekitar satu kilometer dari titik akhir longsor yang menimbun 32 rumah warga di Dusun Tangkil dan sebagian Dusun Krajan.

"Melalui doa bersama ini, semoga korban yang masih hilang bisa segera ditemukan," kata pemuka agama Desa Banaran Jazali dikonfirmasi usai shalat gaib berjamaah.

Prosesi doa bersama dan shalat gaib berlangsung khusyuk. Sejumlah jamaah yang berstatus pengungsi serta warga keluarganya yang menjadi korban tampak menangis haru sambil terus berdoa mengikuti bacaan imam yang memimpin ritual keagamaan tersebut.

"Semoga juga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan," ujarnya.

Baca juga: (Kisah sulitnya pencarian korban longsor Ponorogo)





Jazali menjelaskan, ritual shalat jamaah diputuskan untuk dilakukan dengan asumsi sebagian besar atau keseluruhan korban telah meninggal dunia.

"Kami shalatkan menurut agama Islam," katanya.

Jazali berdoa agar 28 warga yang menjadi korban tanah longsor meninggal dalam keadaan "husnul khotimah".

"Semoga mereka mendapat tempat yang baik serta diterima oleh Allah. Diterima amal baiknya dan diampuni dari segala dosa." ujarnya.

Aktivitas doa bersama rutin sebelumnya juga telah dilakukan siswa-siswi SD Negeri Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur setiap menjelang kegiatan belajar-mengajar untuk 12 siswa dan guru yang berduka karena kehilangan anggota keluarga yang masih hilang tertimbun longsor.

(KR-DHS/T007)