Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa villa pribadinya Mar-a-Lago telah dirancang sebagai tempat sempurna untuk menjamu para tamu negara, tetapi pihak China awalnya enggan ketika Trump menyatakan akan menjamu Presiden China Xi Jinping di sana, kata sejumlah pejabat Gedung Putih seperti dikutip Reuters.

Kendati pernah menyaksikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijamu Trump di Mar-a-Lago Februari lalu, para pejabat China memandang bangunan bergaya Spanyol menghadap samudera di Palm Beach, Florida, itu kurang begitu simbolis ketimbang Gedung Putih.

"Mereka bilang tidak, harus Gedung Putih, simbolnya ada di sana," kata seorang pejabat pemerintahan AS kepada Reuters. "Mereka akhirnya diyakinkan bahwa tempat itu layak. Menjadi tidak biasa karena kebanyakan orang asing menganggap undangan ke tempat pribadi presiden adalah persoalan besar."

Trump dan Xi akan bertemu di Mar-a-Lago, Kamis pagi waktu AS. Tempat ini sendiri adalah aslinya milik Marjorie Merriweather Post yang didedikasikan kepada pemerintah AS untuk digunakan sebagai tempat pertemuan diplomatik dan kepresidenan setelah kematiannya pada 1973.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyatakan China tidak memasalahkan tempat pertemuan.

"Presiden Trump, setelah dilantik, mengumumkan bahwa Mar-a-Lago akan menjadi Gedung Putih musim dingin. Proposal AS untuk menggelar pertemuan kepala negara AS-China di sana, saya kira, merepresentasikan kepentingan yang pihak AS tempatkan pada pertemuan itu. China menghormati aturan pihak AS," kata dia.

"Tak masalah di mana kedua kepala negara bertemu, yang paling penting adalah mengembangkan hubungan China-AS dan membuat kontrobusi untuk kedua negara dan dunia," sambung dia seperti dikutip Reuters.