Ponorogo (ANTARA News) - Insiden longsor susulan dengan skala kecil terjadi saat proses evakuasi berjalan di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, sekitar pukul 13.15 WIB, Rabu.

"Lari, lari, longsor, longsor," ucap warga bersahutan sembari lari menyelematkan diri.

Mendengar teriakan dan melihat banyak orang berhamburan turun ke permukiman, warga yang berada di sekitar lokasi ikut menyelamatkan diri, termasuk petugas keamanan.

Tak sedikit dari mereka terjatuh dan terperosok lumpur, bahkan beberapa di antaranya menggendong anaknya untuk menjauhi lokasi dengan keadaan tergopoh-gopoh.

"Kami masih trauma dengan kejadian ini sehingga ada tanah bergerak sedikit sangat takut," ucap Paiman, warga setempat.

Di tempat sama, salah seorang warga lainnya, Maryuda menceritakan longsor susulan terjadi secara tiba-tiba dan sempat bergerak turun beberapa meter.

Meski hanya beberapa detik, namun karena tidak ingin terjadi apa-apa, warga yang melihat dan petugas berupaya menyelematkan diri meski harus melompat serta berlari di jalanan berbukit.

"Saya melihat tanahnya bergerak dan takut seperti kejadian Sabtu lalu. Makanya kami lari dan belum mau lagi ke sana," katanya sembari sesekali menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

Longsor susulan berada tidak jauh dari sektor A pencarian, namun pergerakan tanah tidak sampai jauh dan terhenti beberapa meter dan tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Setelah peristiwa itu, kegiatan evakuasi menggunakan eskavator dihentikan sementara, khususnya di baik B dan C, sedangkan cuaca terpantau cerah dan sesekali mendung:

Pantauan di lokasi evakuasi, Tim SAR Gabungan terus berupaya mencari korban jiwa, termasuk puluhan anggota Kostrad TNI yang dikerahkan dengan membawa peralatan pencarian.

Sampai berita ini ditulis, belum ada tambahan jenazah yang ditemukan di hari kelima sehingga total korban masih tiga orang, masing-masing atas nama Katemi (70), Iwan (27) dan Sunadi (47).