Medan sulit hambat pencarian korban longsor di Ponorogo
4 April 2017 16:11 WIB
Pencarian Korban Longsor Ponorogo Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (3/4/2017). Hingga hari kedua pencarian tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah korban dari sekitar 28 korban yang tertimbun longsor tersebut. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pencarian korban longsor di Ponorogo, Jawa Timur, belum menunjukkan kemajuan karena terkendala medan bencana yang sulit, salah satunya karena tingginya longsoran tanah yang menutupi area permukiman.
"Tebal tanah mencapai 20 meter, lebar 200 meter dan panjang longsoran dari mahkota longsor hingga titik terakhir hingga dua kilometer," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa.
Cuaca yang kadang kurang mendukung juga menambah kendala dalam mencari 25 orang yang hingga kini belum ditemukan.
Dari 28 korban hilang akibat terseret atau tertimbun longsoran tanah, sampai sekarang baru tiga yang ditemukan.
Hujan yang sering turun di lokasi bencana, menurut Sutopo, membuat proses pencarian korban harus dihentikan.
Sutopo menjelaskan alat-alat berat sudah didatangkan guna mempermudah proses pencarian korban, namun medan yang sulit membuat upaya pencarian korban berjalan lebih lambat dari seharusnya. Meski begitu, tim penyelamat tidak menyerah.
"Saat hujan deras, tidak mungkin melanjutkan aktivitas SAR. Alat berat dikerahkan. Ada kemungkinan korban terseret arus," kata dia.
Tingginya timbunan tanah akibat longsor di Ponorogo, menurut Sutopo, membuat proses pencarian korban tidak bisa secepat ketika bencana longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Tebal tanah mencapai 20 meter, lebar 200 meter dan panjang longsoran dari mahkota longsor hingga titik terakhir hingga dua kilometer," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa.
Cuaca yang kadang kurang mendukung juga menambah kendala dalam mencari 25 orang yang hingga kini belum ditemukan.
Dari 28 korban hilang akibat terseret atau tertimbun longsoran tanah, sampai sekarang baru tiga yang ditemukan.
Hujan yang sering turun di lokasi bencana, menurut Sutopo, membuat proses pencarian korban harus dihentikan.
Sutopo menjelaskan alat-alat berat sudah didatangkan guna mempermudah proses pencarian korban, namun medan yang sulit membuat upaya pencarian korban berjalan lebih lambat dari seharusnya. Meski begitu, tim penyelamat tidak menyerah.
"Saat hujan deras, tidak mungkin melanjutkan aktivitas SAR. Alat berat dikerahkan. Ada kemungkinan korban terseret arus," kata dia.
Tingginya timbunan tanah akibat longsor di Ponorogo, menurut Sutopo, membuat proses pencarian korban tidak bisa secepat ketika bencana longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: