Harga kakao di Majene terus turun
4 April 2017 05:49 WIB
ilustrasi: Harga Kakao Di Tingkat Petani Warga menunjukkan kakao hasil perkebunan setempat di Desa Ulo, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (7/6/2016). Tidak tersedianya sarana transportasi dan infrastruktur yang memadai membuat harga kakao di wilayah itu sangat rendah yakni rata-rata Rp36.000 per kg, sementara harga kakao di pasar mencapai Rp45.000 per kg. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki) ()
Mamuju (ANTARA News) - Harga kakao petani di Kabupaten Majene Sulawesi Barat mengalami penurunan dalam sebulan terakhir dari harga Rp40.000 per kilogram menjadi Rp22.000 per kilogram.
Rijal pedagang pengumpul kakao di Majene, Selasa mengatakan sejak sebulan terakhir harga kakao turun sekitar Rp18.000 perkilogram yakni dari harga Rp40.000 perkilogram menjadi Rp22.000 perkilogram.
Ia mengatakan, pedagang distributor kakao yang omzetnya lebih tinggi di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan harga kakao rendah sehingga pedagang pengumpul kakao juga membeli kakao petani dengan harga rendah.
"Kakao yang kami beli dari petani di Kecamatan Ulumanda harganya rendah karena pedagang besar di Makassar juga menetapkan harga rendah," katanya.
Menurut dia, pedagang pengumpul tidak bisa menghindari rendahnya harga kakao karena akan mengalami kerugian ketika tidak mengikuti harga ditetapkan pedagang besar.
Salah seorang petani kakao, Afdal, harga kakao mengalami penurunan dikeluhkan karena merugikan petani setelah mengeluarkan biaya merawat kakaonya.
"Menurunnya harga kakao tersebut menyebabkan sebagian petani kakao mengalami kerugian setelah mengeluarkan biaya modal pemeliharaan tanaman perkebunannya, sehingga berharap agar pemerintah membantu menormalkan kembali harga kakao petani," katanya.
(KR-MFH/M019)
Rijal pedagang pengumpul kakao di Majene, Selasa mengatakan sejak sebulan terakhir harga kakao turun sekitar Rp18.000 perkilogram yakni dari harga Rp40.000 perkilogram menjadi Rp22.000 perkilogram.
Ia mengatakan, pedagang distributor kakao yang omzetnya lebih tinggi di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan harga kakao rendah sehingga pedagang pengumpul kakao juga membeli kakao petani dengan harga rendah.
"Kakao yang kami beli dari petani di Kecamatan Ulumanda harganya rendah karena pedagang besar di Makassar juga menetapkan harga rendah," katanya.
Menurut dia, pedagang pengumpul tidak bisa menghindari rendahnya harga kakao karena akan mengalami kerugian ketika tidak mengikuti harga ditetapkan pedagang besar.
Salah seorang petani kakao, Afdal, harga kakao mengalami penurunan dikeluhkan karena merugikan petani setelah mengeluarkan biaya merawat kakaonya.
"Menurunnya harga kakao tersebut menyebabkan sebagian petani kakao mengalami kerugian setelah mengeluarkan biaya modal pemeliharaan tanaman perkebunannya, sehingga berharap agar pemerintah membantu menormalkan kembali harga kakao petani," katanya.
(KR-MFH/M019)
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: