Manila (ANTARA News) - Tentara Filipina menewaskan lebih dari 10 petempur Abu Sayyaf, yang terkait IS, dalam upaya membebaskan sandera asal Vietnam, yang disekap di pulau terpencil di selatan, kata tentara pada Senin.

Bentrok itu terjadi saat pasukan menembakkan peluru howitzer terhadap kedudukan pemberontak, kata Mayor Jenderal Carlito Galvez, komandan militer Mindanao barat.

Kelompok kecil tapi keras itu, yang dikenal karena pemerasan, pengayauan dan penculikan untuk tebusan, menyekap lebih dari dua lusin tawanan di pulau Jolo.

Kelompok itu mengayau sandera asal Jerman pada dua bulan lalu ketika tidak diberi uang tebusan untuk pembebasannya.

Mayjen Galvez menyatakan 32 tentara terluka dalam serangan pada Minggu atas tempat persembunyian Abu Sayyaf di kota Talipao, tempat pegaris keras itu diyakini menawan enam warga Vietnam.

"Howitzer 105mm langsung menghantam kedudukan musuh," kata Galvez kepada wartawan, dengan menyatakan empat peluru ditembakkan ketika tentara ditembaki.

"Lebih dari 10 tewas. Pasukan kami menemukan tubuh hancur di daerah itu, tapi kami terus mengejar mereka," katanya.

Tidak ada keterangan tentang nasib tawanan itu.

Empat dari tentara terluka itu diterbangkan ke rumah sakit, sementara 28 lagi, di antaranya komandan batalyon, mengalami luka kecil akibat pecahan granat.

Galvez menyatakan tentara bentrok lebih dari satu jam dengan sekitar 100 pemberontak Abu Sayyaf pimpinan Radullan Sahiron, pemimpin pegaris keras berlengan satu, yang tercatat di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan kepalanya berhadiah 1 juta dolar (sekitar 10 miliar rupiah).

Pada bulan lalu, lima warga Malaysia dibebaskan di Jolo dan dua pelaut Filipina diselamatkan di pulau Basilan di dekatnya oleh tentara pengejar kelompok Abu Sayyaf, demikian Reuters.

(B002/M016)