Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak kepada umat Hindu agar dapat lebih memaknai esensi rangkaian Hari Suci Galungan yang puncaknya akan diperingati pada 5 April 2017.

"Momentum Galungan yang dimaknai sebagai perang dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan) sesungguhnya ada dalam diri setiap individu," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.

Dia mengemukakan, adharma adalah semua sifat negatif seperti amarah, dendam, iri, dengki, serakah, sombong dan lain sebagainya.

Sebaliknya, dharma adalah sifat baik atau positif seperti jujur, suka menolong, sabar, iklas, rendah hati, mau memaafkan, tulus dan lainnya.

"Mari kita renungkan, apakah kita merasa sudah memiliki sifat positif sesuai ajaran dharma? Kalau sudah, itu artinya kita sudah memenangkan dharma atas adharma dan layak merayakan Galungan," ucap Pastika.

Baca juga: (Penjual bambu kebanjiran order jelang Galungan)

Baca juga: (Bank di Bali tutup saat Galungan)

Selain itu, lanjut dia, simbol perayaan Galungan seperti "penjor" atau hiasan dari batang bambu dan janur, juga hendaknya dimaknai lebih mendalam.

"Penjor itu ibaratnya seorang yang sudah meraih pencapaian tinggi namun tetap mau menunduk atau melihat ke bawah. Itu filosofi penjor," ujarnya.

Demikian halnya dengan pemaknaan Hari Penampahan Galungan (sehari sebelum Galungan), menurut Pastika, hendaknya dimaknai sebagai upaya memotong adharma.

"Jangan hanya dimaknai sebagai hari memotong babi lalu berfoya-foya, itu malah menyuburkan adharma," kata orang nomor satu di Bali itu.

Hari Galungan diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali. Di Bali, rangkaian Galungan selama tiga hari itu, instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan diberikan untuk libur fakultatif.

Pada Selasa (4/4) merupakan Hari Penampahan Galungan yang diisi umat dengan acara menyembelih babi sebagai sarana persembahan dan konsumsi, selanjutnya Hari Galungan pada Rabu (5/4), umat Hindu akan bersembahyang ke sejumlah tempat suci mulai dari lingkungan keluarga hingga tingkatan yang lebih tinggi.

Sedangkan pada Kamis (6/4) atau disebut dengan Umanis Galungan merupakan wahana umat Hindu untuk saling bersilahturahmi dan mengunjungi sanak saudara maupun keluarga.

Di sisi lain, PB3AS kali ini makin meriah dengan penampilan anak-anak SMAN 8 Denpasar yang membawakan sejumlah lagu dan tarian modern. Selain itu, seorang siswi SMAN 8 Denpasar Yulia Prameswasti juga tampil berorasi. Dalam orasinya, Yulia memaparkan pentingnya upaya memelihara semangat kebhinnekaan.