Jakarta (ANTARA News) - Ketua Bidang Perekonomian dan Produk Halal Majelis Ulama Indonesia Lukmanul Hakim menjelaskan Kongres Ekonomi Umat yang akan dilaksanakan pada 22-24 April 2017 akan membentuk suatu komite nasional untuk mengawal hasil rekomendasi kongres.

"Tapi goalnya adalah yang tadi kita sepakati dengan bapak Presiden, bahwa kongres ini juga harus ada kesinambungan sehingga ada pengawalan dari rekomendasi-rekomendasi kongres itu," kata Lukmanul usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat.

Menurut Lukmanul, Kongres Ekonomi Umat bertujuan untuk menghilangkan kesenjangan perekonomian dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat dengan mempertemukan ide-ide potensi ekonomi dengan calon pebisnis maupun pengusaha yang telah mapan.

Selain komite pengawalan, hasil kongres juga direncanakan dapat diimplemetasikan secara berkesinambungan dengan memperluas jejaring antarkelompok pengusaha mulai kecil hingga yang besar dan ormas-ormas Islam.

"Jadi intinya yang pengusaha kita kuatkan, yang belum pengusaha kita jadikan pengusaha. Nah ini yang kemudian kita kerjakan dan itu sejalan dengan regulasi-regulasi yang sudah ada di dalam konsep," ujar Lukmanul yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Pelaksana Kongres Ekonomi Umat tersebut.

Menurut Lukmanul, dalam diskusinya bersama Presiden, Jokowi telah memberi ide-ide segar untuk mendongkrak potensi ekonomi bagi umat.

Nantinya, kongres tersebut direncanakan diikuti oleh sejumlah elemen bangsa antara lain perguruan tinggi, pemerintahan, pelaku bisnis, pondok-pondok pesantren serta ormas Islam.

"Jadi ini memang kongres yang betul-betul kita ingin membahas bagaimana perekonomian bangsa ini dapat mempererat kesatuan bangsa dalam bingkai Pancasila, Undang-Undang Dasar 45 dan juga ke-Bhinekaan," kata Lukmanul.

Presiden Jokowi telah menerima kunjungan pengurus MUI selama satu jam sejak pukul 14.40 WIB membahas pembangunan ekonomi umat.