Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.314, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.316 per dolar AS.

"Fluktuasi mata uang rupiah stabil seiring dengan permintaan surat utang negara (SUN) yang masih tinggi," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa harapan kenaikan peringkat utang oleh Standard & Poors (S&P) juga masih tinggi walaupun perlahan menumbuhkan ketidakpastian baru di dalam negeri.

Di sisi lain, lanjut dia, laju inflasi Maret 2017 yang diperkirakan stabil juga turut menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah. Ruang penguatan rupiah masih cukup terbuka meski terbatas dalam jangka pendek.

Dari eksternal, ia mengatakan bahwa sentimen mengenai pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal keempat 2016 yang direvisi naik menjadi 2,1 persen dari sebelumnya 1,9 persen dapat mendorong dolar AS mengalami apresiasi sehingga dapat menahan laju rupiah lebih tinggi.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa adanya sentimen dari pengajuan keluarnya Inggris dari Uni Eropa sebagai kelanjutan hasil jajak pendapat masyarakat Inggris sebelumnya, memberikan efek negatif pada pergerakan mata uang euro.

"Imbasnya tentu pada laju rupiah yang penguatannya cenderung tertahan," ujarnya.

Ia mengharapkan pemberitaan mengenai kerja sama produktif antara Prancis dan Indonesia serta pembahasan Kementerian Perindustrian dengan PBB terkait peningkatan daya saing nasional serta ekspektasi akan positifnya data-data makro ekonomi nasional dapat menjaga pergerakan rupiah.