Jakarta (ANTARA News) - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk meluncurkan dua varian rasa baru dari produk premiumnya, yakni Indomie Real Meat dengan rasa Empal Goreng dan Telur Balado yang dilengkapi dengan daging dan telur asli.

General Manager Indomie Lucy Suganda mengatakan dua varian rasa baru ini diluncurkan untuk memperkuat posisi Indomie di pasar mi instan terutama segmen premium yang tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir.

"Mi instan premium tumbuh luar biasa. Angka tepatnya belum bisa saya katakan, tetapi di atas 100 persen. Tiga tahun terakhir ini produk premium banyak bermunculan," kata Lucy pada konferensi pers Peluncuran Varian Baru "Real Meat" di Jakarta, Kamis.

Lucy menjelaskan Indomie Real Meat merupakan terobosan terbaru yang menyajikan "topping" atau bubuhan makanan dan bumbu dari bahan alami yang segar.

Ada pun bahan alami yang terdapat dalam topping Indomie Empal Goreng dan Telur Balado, seperti telur puyuh, kentang, daging sapi dan bumbu rempah yang diproses menggunakan teknologi "retort" (pengolahan dengan suhu panas).

Target pasar dari produk Indomie Real Meat ini adalah profesional muda serta keluarga. Perusahaan pun akan memasok keluaran rasa baru Real Meat ini ke seluruh pasar, baik retail maupun supermarket.

Baca juga: (10 makanan paling dicari sepanjang 2016)

Baca juga: (Resep kreasi mie instan ala Nicky Tirta (video))

Berbeda dengan produk Indomie biasa yang beratnya 85 gram dengan harga sekitar Rp2.300-2.500, Real Meat seberat 110 gram ini dijual dengan harga dari produsen Rp7.500.

Menurut Lucy, dua varian rasa baru ini dapat melengkapi selera pasar baik pecinta mi instan manis maupun pedas.

"Sebelum diluncurkan, memang ada tes. Dari daftar-daftar rasa itu, yang kita lihat ada manis dan pedas. Alangkah bagusnya saling melengkapi, dari rasanya pun cukup unik dan familiar," ungkapnya.

Selain itu, teknologi "retort" yang dilakukan dengan pengemasan kedap dan pemanasan suhu tinggi memungkinkan bahan makanan menjadi aman, awet dan tidak terkontaminasi selama kemasan dalam kondisi baik.

Pakar Teknologi Pangan dari IPB Purwiyatno Hariyadi menjelaskan prinsip utama pengawetan pangan dengan teknologi retort bertujuan membunuh mikroorganisme yang mudah berkembang dalam makanan basah.

Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman sekaligus mempertahankan mutu cita rasa dan nilai gizi baik.

"Suhu tinggi dapat membunuh mikroba sehingga tidak perlu lagi ditambahkan pengawet untuk mengontrol pertumbuhan mikroba. Produk bisa disimpan pada suhu kamar tanpa dehidrasi tanpa bahan pengawet," kata Purwiyatno.