Kemenperin dorong pengembangan IKM kopi dan noken Papua
30 Maret 2017 13:59 WIB
Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E. Ratna Utarianingrum saat membuka Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Anyaman Noken dan Pengolahan Kopi di Timika, Kamis (30/3) (ANTARA News/Natisha)
Timika (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengadakan pelatihan untuk industri kecil dan menengah kopi dan anyaman noken di Timika agar menjadi wirausaha yang berdaya saing.
“Dengan potensi yang ada, teknologi yang diberikan dan pendampingan bisnis, mereka akan menjadi IKM yang berdaya saing di bidang anyaman noken dan kopi,” kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E. Ratna Utarianingrum, saat membuka Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Anyaman Noken dan Pengolahan Kopi di Timika, Kamis.
Para pelaku IKM, selain keterampilan teknis, juga perlu mendapat pengetahuan pengelolaan bisnis, penetrasi pasar dan juga pengembangan desain agar produk memiliki model terbaru sehingga nilai jual pun akan terdongkrak.
Selain itu, para pelaku IKM diharapkan mampu berbisnis melalui media dalam jaringan, online, agar cakupan pasar lebih luas.
Hal itu sejalan dengan program E-Smart IKM Kemenperin yang melakukan pelatihan dan pembinaan kepada pelaku IKM agar produk mereka dapat diperdagangkan di marketplace yang beroperasi di Indonesia.
Ia mencontohkan Kopi Tiyom, asal Wamena dan Nabire, yang masih belum terdengar bila dibandingkan dengan kopi dari Aceh.
“Sebetulnya, segmen pasar sudah ada, tapi, bagaimana mempublikasikan, ini yang kurang,” kata Ratna.
Baca juga: (Indonesia-Prancis siap kolaborasi kembangkan vokasi dan IKM)
“Dengan potensi yang ada, teknologi yang diberikan dan pendampingan bisnis, mereka akan menjadi IKM yang berdaya saing di bidang anyaman noken dan kopi,” kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E. Ratna Utarianingrum, saat membuka Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Anyaman Noken dan Pengolahan Kopi di Timika, Kamis.
Para pelaku IKM, selain keterampilan teknis, juga perlu mendapat pengetahuan pengelolaan bisnis, penetrasi pasar dan juga pengembangan desain agar produk memiliki model terbaru sehingga nilai jual pun akan terdongkrak.
Selain itu, para pelaku IKM diharapkan mampu berbisnis melalui media dalam jaringan, online, agar cakupan pasar lebih luas.
Hal itu sejalan dengan program E-Smart IKM Kemenperin yang melakukan pelatihan dan pembinaan kepada pelaku IKM agar produk mereka dapat diperdagangkan di marketplace yang beroperasi di Indonesia.
Ia mencontohkan Kopi Tiyom, asal Wamena dan Nabire, yang masih belum terdengar bila dibandingkan dengan kopi dari Aceh.
“Sebetulnya, segmen pasar sudah ada, tapi, bagaimana mempublikasikan, ini yang kurang,” kata Ratna.
Baca juga: (Indonesia-Prancis siap kolaborasi kembangkan vokasi dan IKM)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: