Paus sindir serangan AS yang tewaskan ratusan warga Mosul
29 Maret 2017 19:25 WIB
Salah satu bagian di Universitas Mosul pasca-pengeboman dan serangan tentara Irak dibantu pasukan Syiah dan Kurdi, serta Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) untuk melumpuhkan ISIS yang menduduki Kota Mosul, Jumat (13/1/2017). (twitter.com/@iraqnews)
Kota Vatikan (ANTARA News) - Paus Fransiskus pada Rabu mengatakan bahwa "wajib" hukumnya untuk melindungi warga sipil di Irak.
Paus menyatakan hal tersebut tidak lama setelah terdengar kabar bahwa serangan pesawat udara Amerika Serikat di Mosul telah menewaskan ratusan orang di kota terbesar kedua Irak tersebut, lapor Reuters.
Saat berpidato di depan puluhan ribu orang yang berkumpul di Alun-Alun Santo Petrus, Paus mengatakan bahwa dia "sangat prihatin terhadap nasib para warga sipil yang terjebak di pemukiman Mosul bagian barat."
Dia meminta semua pihak "berkomitmen untuk melindungi warga sipil, yang merupakan kewajiban yang harus dijalankan."
Pasukan Irak, dengan bantuan pesawat tempur Amerika Serikat, kini tengah melancarkan operasi pembebasan kota Mosul dari penguasaan kelompok bersenjata ISIS.
Pernyataan Paus muncul satu hari setelah seorang komandan senior Amerika Serikat mengakui bahwa pesawat tempur dari pihaknya telah menjatuhkan bom di pemukiman padat penduduk di Mosul bagian barat pada 17 Maret lalu.
Serangan pesawat udara itu diduga mengenai sebuah truk berisi bahan peledak sehingga kerusakan yang ditimbulkan sangat besar.
Insiden yang sama diduga menewaskan lebih dari 200 orang.
Organisasi pembela hak asasi manusia, Amnesti Internasional, mengatakan bahwa tingginya korban tewas dari kalangan sipil di Mosul menunjukkan bahwa pasukan koalisi Amerika Serikat telah sembrono sehingga tidak bisa mencegah kematian dari non-kombatan.
PBB sendiri mengatakan bahwa 307 warga sipil telah tewas sementara 273 lainnya menderita luka sejak 17 Februari lalu. Mereka menduga bahwa ISIS dengan sengaja mengumpulkan para warga di sejumlah bangunan dan menjadikan mereka sebagai tameng. ISIS juga dituding sering menembaki warga yang hendak melarikan diri.
(Uu.G005)
Paus menyatakan hal tersebut tidak lama setelah terdengar kabar bahwa serangan pesawat udara Amerika Serikat di Mosul telah menewaskan ratusan orang di kota terbesar kedua Irak tersebut, lapor Reuters.
Saat berpidato di depan puluhan ribu orang yang berkumpul di Alun-Alun Santo Petrus, Paus mengatakan bahwa dia "sangat prihatin terhadap nasib para warga sipil yang terjebak di pemukiman Mosul bagian barat."
Dia meminta semua pihak "berkomitmen untuk melindungi warga sipil, yang merupakan kewajiban yang harus dijalankan."
Pasukan Irak, dengan bantuan pesawat tempur Amerika Serikat, kini tengah melancarkan operasi pembebasan kota Mosul dari penguasaan kelompok bersenjata ISIS.
Pernyataan Paus muncul satu hari setelah seorang komandan senior Amerika Serikat mengakui bahwa pesawat tempur dari pihaknya telah menjatuhkan bom di pemukiman padat penduduk di Mosul bagian barat pada 17 Maret lalu.
Serangan pesawat udara itu diduga mengenai sebuah truk berisi bahan peledak sehingga kerusakan yang ditimbulkan sangat besar.
Insiden yang sama diduga menewaskan lebih dari 200 orang.
Organisasi pembela hak asasi manusia, Amnesti Internasional, mengatakan bahwa tingginya korban tewas dari kalangan sipil di Mosul menunjukkan bahwa pasukan koalisi Amerika Serikat telah sembrono sehingga tidak bisa mencegah kematian dari non-kombatan.
PBB sendiri mengatakan bahwa 307 warga sipil telah tewas sementara 273 lainnya menderita luka sejak 17 Februari lalu. Mereka menduga bahwa ISIS dengan sengaja mengumpulkan para warga di sejumlah bangunan dan menjadikan mereka sebagai tameng. ISIS juga dituding sering menembaki warga yang hendak melarikan diri.
(Uu.G005)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: